JAKARTA - Produksi jagung pipilan kering di Kota Pematangsiantar mengalami lonjakan signifikan dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pematangsiantar, produksi jagung tahun 2024 mencapai 9.702 ton, dengan total luas panen mencapai 1.386 hektare.
Angka ini mengalami kenaikan tajam dibandingkan tahun 2015, yang hanya mencatatkan produksi sebesar 5.654 ton dari luas panen 998 hektare."Total produksi jagung pipilan kering pada tahun 2024 sebanyak 9.702 ton," ujar Kepala BPS Kota Pematangsiantar, Ratna Naibaho, melalui Staf Statistik Harga, Wahyu Andamari, Kamis (25/9).
Wahyu menjelaskan bahwa peningkatan ini tak hanya disebabkan oleh hasil panen yang lebih baik, tetapi juga karena peningkatan akurasi data melalui penerapan metode Kerangka Sampel Area (KSA), yang mulai digunakan untuk jagung sejak tahun 2020."Metode ini merupakan adaptasi dari KSA yang telah lebih dulu digunakan untuk panen padi sejak 2018," jelas Wahyu.
Metode KSA merupakan hasil kerja sama antara BPS dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) (dulu BPPT). Pendekatan ini memanfaatkan pengamatan lapangan berbasis teknologi dan pemetaan untuk memperkirakan luas panen secara lebih objektif.Dengan penggunaan metode KSA, proses pengumpulan data dilakukan secara modern dan transparan, yang berdampak langsung pada akurasi dan ketepatan waktu penyajian data, baik di tingkat daerah maupun nasional.
"Implementasi metode ini merupakan salah satu langkah penting dalam memperbaiki sistem statistik pertanian, khususnya untuk komoditas jagung," tambah Wahyu.