JAKARTA -Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, angkat bicara terkait isu matahari kembar dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Isu tersebut mencuat setelah sejumlah menteri Kabinet Merah Putih terlihat mendatangi kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), di Solo, saat Presiden Prabowo tengah melakukan kunjungan luar negeri.
Lebih lanjut, Puan menilai kunjungan para menteri tersebut hanyalah bentuk silaturahmi dalam suasana Lebaran 2025.
"Silaturahmi di masa Lebaran akan sangat baik," tambahnya.
Senada dengan Puan, Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, juga meminta agar silaturahmi Lebaran tidak ditarik ke ranah politik.
"Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik," kata Hasan.
Isu matahari kembar pertama kali disuarakan oleh Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.
Ia mengingatkan bahwa meski silaturahmi itu baik, para menteri harus menjaga kewibawaan Presiden Prabowo sebagai kepala negara.
"Jangan ada matahari kembar. Satu matahari saja sudah berat, apalagi dua," ucap Mardani.
Sebelumnya, sejumlah menteri yang pernah menjabat di era Jokowi diketahui menemui mantan presiden itu di Solo.
Mereka antara lain Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM), Zulkifli Hasan (Menko Pangan), Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan), serta Budi Gunadi Sadikin (Menkes).
Kunjungan para menteri tersebut memicu perdebatan publik terkait potensi dualisme kekuasaan atau dominasi pengaruh Jokowi dalam pemerintahan baru.*