
Disegel Karena Karhutla, Dua Perusahaan Ini Ngaku Tak Lagi Kuasai Lahannya
RIAU Terkait penyegelan lahan dan fasilitas milik empat perusahaan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) buntut kebakar
Hukum dan KriminalJAKARTA– Polemik seputar keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memanas setelah pakar telematika sekaligus mantan Menpora RI, Roy Suryo, mengungkap dua temuan penting yang menurutnya menjadi titik terang dari persoalan ini.
Dalam sebuah wawancara di program Rakyat Bersuara iNews TV, Rabu (21/5/2025), Roy Suryo menyoroti kejanggalan dalam proses klarifikasi Presiden Jokowi di Bareskrim Polri, serta pernyataan yang saling bertentangan terkait sosok pembimbing skripsi Jokowi saat kuliah di Fakultas Kehutanan UGM.
Baca Juga:
"Alhamdulillah, dulu saya sempat dapat predikat 'top speed' saat diperiksa, 26 pertanyaan dalam empat jam. Tapi sekarang saya kalah cepat dari Pak Jokowi. Beliau hanya butuh dua jam untuk menjawab 22 pertanyaan. Luar biasa," ujar Roy dengan nada satir.
Sosok Kasmudjo Jadi Sorotan
Baca Juga:
Roy mengungkit momen reuni Fakultas Kehutanan UGM pada Desember 2017.
Saat itu, Jokowi disebut memperkenalkan Kasmudjo sebagai dosen pembimbing skripsinya.
Acara tersebut difasilitasi oleh Menko PMK, Pratikno.
Namun pernyataan terbaru dari Kasmudjo justru berbeda.
Ia menyebut dirinya bukan dosen pembimbing Jokowi, melainkan hanya seorang Asisten Dosen (Asdos).
"Pak Kasmudjo mengatakan beliau bukan dosen pembimbing skripsi Pak Jokowi. Dia masih Asdos saat itu," ucap Roy.
Roy menjelaskan bahwa secara akademik, Asdos tidak memiliki kewenangan menjadi pembimbing skripsi ataupun pembimbing akademik.
"Saya pernah jadi Asdos, tidak bisa sendiri mengajar atau membimbing tanpa supervisi dosen utama," tegasnya.
IPK 2,2 Jadi Sorotan
Roy Suryo juga mempertanyakan klaim Presiden Jokowi terkait Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semasa kuliah yang disebut hanya 2,2.
Menurutnya, dengan IPK tersebut, secara aturan tidak memungkinkan seorang mahasiswa menyelesaikan kuliah dalam waktu lima tahun.
"Kalau IP-nya 2 atau 2,2, maka mahasiswa hanya boleh mengambil maksimal 18 SKS per semester. Dengan beban kuliah 148–154 SKS, itu sulit diselesaikan dalam lima tahun," papar Roy.
Dua Hal Terbongkar
Roy Suryo menyimpulkan ada dua hal penting yang terbongkar dalam polemik ini:
- Durasi studi yang tak sesuai dengan aturan akademik, Jokowi mengaku menyelesaikan kuliah dalam lima tahun, namun dengan IPK rendah seharusnya sulit secara aturan akademik.
- Status pembimbing skripsi yang diragukan, Kasmudjo bukan dosen pembimbing skripsi, bahkan mengaku hanya sebagai Asdos pada masa itu.
"Dua hal ini sudah cukup membuka tabir pertanyaan publik soal keabsahan latar belakang akademik Pak Jokowi," pungkas Roy Suryo.*
(gl/a008)
RIAU Terkait penyegelan lahan dan fasilitas milik empat perusahaan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) buntut kebakar
Hukum dan KriminalJAKARTA Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, meluruskan sejumlah spekulasi publik terkait pernyataan Preside
PolitikJAKARTA Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menampilkan sejumlah barang bukti terkait kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri R
PeristiwaPADANGSIDIMPUAN Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padangsidimpuan melaksanakan giat rutin penegakan Peraturan Daerah (Perda) d
PemerintahanMUSI BANYUASIN Duka menyelimuti keluarga rombongan calon jemaah umrah asal Jambi. Sebuah bus yang mengangkut mereka mengalami kecelakaan
PeristiwaJAKARTA Puluhan ribu warga Malaysia turun ke jalan di pusat kota Kuala Lumpur, Sabtu (26/7/2025), menuntut Perdana Menteri Anwar Ibrahim
InternasionalJAKARTA Menjelang partai final Piala AFF U23 2025 antara Indonesia dan Vietnam, dukungan terus mengalir untuk skuad Garuda Muda. Salah
OlahragaJAKARTA Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, angkat bicara terkait kebijakan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPAT
EkonomiJEMBRANA Suasana duka menyelimuti kediaman almarhumah Ibu Sarti, ibunda dari Serka Sugito, Babinsa Banyubiru Koramil 161701/Negara. Keh
NasionalBATU BARA Empat mahasiswa Universitas Muslim Nusantara (UMN) AlWashliyah Medan yang tengah melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN
Peristiwa