MEDAN — Wakil Ketua DPC PDIP Kota Medan Parlindungan Sinaga meminta DPP PDIP untuk meninjau ulang penetapan Hasyim SE sebagai Ketua DPC PDIP Medan periode 2025-2030.
"Hasyim telah menunjukkan karakter arogansinya kepada Ketua Umum Ibu Mega dan Sekjen Hasto. Ia seolah-olah ingin menunjukkan mampu mengelola partai sesuai seleranya seperti mengelola perusahaanya," tegas Parlindungan Sinaga kepada wartawan Senin (15/12).
Ia menyebut penetapan Hasyim sebagai ketua DPC layak ditinjau karena selain mengabaikan dan menentang keputusan DPP, juga tidak menggunakan azas gotong royong dalam penyusunan nama-nama pengurus.
Kader-kader lama yang dikenal militan dan pejuang partai justru dibuang karena dinilai kritis.
Hasyim disebut melakukan politik "bumi hangus" membuang semua kader potensial yang rekam jejaknya berpartai mulai dari masa PDI Pro Mega sebelum reformasi.
"Ia ingin menunjukkan arogansinya dengan membuang kader lama, pejuang partai dari bawah karena dianggap kritis dan tidak bisa diaturnya," tegas Parlindungan.
Selain itu, Hasyim sangat layak ditinjau ulang sebagai ketua DPC karena menempatkan dua nama di kepengurusan yang terindikasi kuat bergabung dalam organisasi yang terafiliasi ke partai lain.
Seperti Fitriani Manurung yang terdaftar sebagai anggota Matahari Pagi Indonesia, sebuah ormas terafiliasi ke Partai Gerindra.
Yang lebih fatal lagi, saat konfercab di Samosir Hasyim sempat memaksakan untuk membacakan nama Boydo Panjaitan sebagai Sekretaris padahal SK DPP bukan kepadanya.
Boydo juga terdaftar sebagai anggota di organisasi Matahari Pagi Indonesia.
Dengan fakta-fakta dimaksud, Parlindungan Sinaga berharap DPP meninjau kembali penetapan Hasyim sebagai ketua DPC serta membatalkan komposisi kepengurusan bentukan Hasyim yang tidak mencerminkan azas kegotongroyongan.
Ia mengaku mendapat dukungan luas dari kader-kader senior di Sumut serta kader akar rumput untuk berjuang agar PDIP tidak dirusak oleh oknum yang ingin memainkan cara-cara oligarki untuk.keoentingan diri dan kelompoknya.*