BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

DeepSeek, Chatbot AI Asal China yang Mengguncang Dunia dan Tantang Dominasi ChatGPT

Devi Rifani - Minggu, 05 Oktober 2025 10:42 WIB
DeepSeek, Chatbot AI Asal China yang Mengguncang Dunia dan Tantang Dominasi ChatGPT
DeepSeek, Chatbot AI Asal China yang Mengguncang Dunia dan Tantang Dominasi ChatGPT (foto : kumparan)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BEIJING- Dunia kecerdasan buatan diguncang oleh kemunculan DeepSeek, chatbot AI asal China yang berhasil menyaingi ChatGPT, Gemini, hingga Claude di pasar global.

Sejak awal 2025, DeepSeek mencuri perhatian publik setelah menduduki posisi teratas di Apple App Store dan Google Play, menjadikannya fenomena baru di dunia teknologi AI.

Laboratorium ini berasal dari perusahaan investasi High-Flyer Capital Management, yang sebelumnya menggunakan algoritma AI untuk trading saham sebelum akhirnya beralih ke pengembangan model bahasa besar.

Baca Juga:

Pendiri High-Flyer, Liang Wenfeng, mendirikan DeepSeek pada 2023 sebagai laboratorium AI independen dengan tujuan menantang dominasi model buatan Amerika Serikat.

Meski menghadapi hambatan akibat larangan ekspor chip canggih dari AS, DeepSeek tetap melatih modelnya menggunakan chip Nvidia H800, versi downgrade dari H100.

Tim teknis DeepSeek dikenal agresif, terdiri dari ilmuwan muda dan peneliti lintas bidang yang memperkaya kemampuan model dalam memahami berbagai konteks.

Pada November 2023, DeepSeek meluncurkan model awal seperti DeepSeek Coder, DeepSeek LLM, dan DeepSeek Chat, namun sorotan dunia baru datang saat peluncuran DeepSeek-V2.

Model DeepSeek-V2 menonjol berkat kemampuan analisis teks dan gambar yang efisien, dengan biaya operasional jauh lebih rendah dibanding pesaing seperti OpenAI dan Google DeepMind.

Kesuksesan tersebut memaksa perusahaan besar seperti ByteDance dan Alibaba menurunkan harga model mereka demi bersaing di pasar domestik.

Popularitas DeepSeek semakin meroket setelah peluncuran DeepSeek-V3 pada Desember 2024 dan R1 pada Januari 2025 yang berfokus pada kemampuan penalaran (reasoning).

Model R1 disebut mampu memeriksa hasilnya sendiri, menjadikannya lebih andal di bidang sains dan matematika, bahkan disebut selevel dengan OpenAI o1.

Meski demikian, karena dikembangkan di China, DeepSeek tunduk pada regulasi lokal yang membatasi topik sensitif seperti Tiananmen dan Taiwan.

Popularitasnya tetap tak terbendung, dengan 16,5 juta kunjungan per Maret 2025, menjadikannya chatbot AI paling banyak diakses kedua setelah ChatGPT.

DeepSeek juga mengunggah model reasoning mereka di Hugging Face, mencatat lebih dari 500 model turunan dengan 2,5 juta kali unduhan.

Namun strategi bisnisnya membuat banyak analis bingung karena sebagian besar model dijual murah bahkan gratis, tanpa dukungan investor eksternal.

Pemerintah AS kini mulai memblokir penggunaan DeepSeek di perangkat pemerintahan, disusul Korea Selatan dan beberapa negara bagian di Amerika.

Meski dilarang di sejumlah negara, Microsoft tetap memasukkan DeepSeek ke dalam platform Azure AI Foundry, menunjukkan bahwa inovasi ini tak bisa diabaikan.

Dengan efisiensi tinggi, lisensi longgar, dan dukungan komunitas pengembang global, DeepSeek kini dipandang sebagai disruptor utama dalam industri AI global.


(kum/dv18)

Editor
: Redaksi
0 komentar
Tags
beritaTerkait
OpenAI Geser SpaceX, Jadi Startup Paling Berharga di Dunia!
7 Prompt ChatGPT untuk Hasilkan Foto Hitam Putih yang Dramatis dan Viral
Geser ChatGPT, Gemini Jadi Aplikasi Gratis Terpopuler di App Store Berkat Fitur Nano Banana
Mau Tampil Stylish? Ralph Lauren Hadirkan Stylist Virtual ‘Ask Ralph’
MoU Terbaru Microsoft-OpenAI: Siap Luncurkan Teknologi AI Super Canggih?
Google Resmi Ungkap Batas Pemakaian Aplikasi Gemini untuk Pengguna Gratis dan Berbayar
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru