BITVONLINE.COM– Suku Batak dikenal sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia yang mendiami wilayah Sumatera Utara.
Salah satu ciri khas utama masyarakat Batak adalah penggunaan marga sebagai identitas keturunan yang tidak hanya melekat kuat dalam kehidupan sosial, tetapi juga menjadi simbol warisan budaya turun-temurun.
Secara umum, suku Batak terbagi ke dalam enam sub-suku atau puak, yaitu Batak Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing.
Masing-masing sub-suku memiliki perbedaan dalam bahasa, adat, dan tradisi, namun tetap bersatu dalam konsep marga sebagai penanda garis keturunan.
Asal Usul Marga: Dari Mitologi ke Struktur Sosial
Menurut legenda masyarakat Batak, asal mula marga dimulai dari kisah mitologis tentang Siboru Deak Parujar, seorang putri dari kayangan yang menikah dengan Raja Odap-odap.
Dari keturunannya inilah lahir Si Raja Batak, yang dipercaya sebagai leluhur utama orang Batak.
Si Raja Batak memiliki dua anak, yaitu Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon, yang kemudian melahirkan berbagai marga yang dikenal hingga kini.
Dari cerita tersebut, terbentuklah sistem marga yang digunakan sebagai identitas utama setiap orang Batak, yang diturunkan secara patrilineal (dari garis ayah).
Fungsi Marga dalam Masyarakat Batak
Di tengah perkembangan zaman, peran marga dalam masyarakat Batak tetap sangat penting.