BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

Hari Kebaya Nasional 24 Juli , Momentum Cinta Budaya dan Identitas Perempuan Indonesia

Justin Nova - Kamis, 24 Juli 2025 14:46 WIB
Hari Kebaya Nasional 24 Juli , Momentum Cinta Budaya dan Identitas Perempuan Indonesia
ilustrasi kebaya nasional (foto: theasianparent)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA - Tanggal 24 Juli setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kebaya Nasional, merujuk pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023.

Penetapan ini menjadi tonggak penting pelestarian kebaya sebagai bagian dari warisan budaya bangsa, sekaligus pengakuan terhadap peran perempuan dalam sejarah dan pembangunan Indonesia.

Meski belum menjadi hari libur nasional, antusiasme masyarakat semakin tinggi, tidak hanya dari penggiat budaya tapi juga generasi muda. Hari Kebaya kini diperingati di berbagai daerah dengan kegiatan bertema pelestarian budaya dan semangat nasionalisme.

"Hari Kebaya bukan hanya tentang busana, tapi soal jati diri bangsa dan pengakuan atas kontribusi perempuan Indonesia," kata salah satu penggiat budaya lokal di Medan.

Kebaya yang dulu dianggap kuno kini tampil lebih segar dan berinovasi melalui modifikasi desain modern. Pakaian tradisional ini kini digunakan dalam acara formal, kegiatan keseharian, hingga ajang internasional, menjadikan kebaya inklusif, adaptif, dan penuh makna.

Peringatan ini juga menjadi momentum dari gerakan "Selasa Berkebaya", di mana masyarakat diajak memakai kebaya setiap hari Selasa sebagai bagian dari upaya pelestarian tradisi.

Hari Kebaya Nasional ditetapkan berdasarkan momen bersejarah Kongres Wanita Indonesia (Kowani) ke-10 tahun 1964, di mana seluruh peserta mengenakan kebaya sebagai penghormatan kepada Ibu Negara Fatmawati Soekarno. Presiden Soekarno kala itu menyatakan bahwa revolusi Indonesia tak bisa lepas dari peran perempuan.

Momentum tersebut menjadi dasar ditetapkannya 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2023.

Kebaya kini telah didaftarkan sebagai Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO oleh lima negara Asia Tenggara: Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pengakuan ini menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus pembuka jalan kolaborasi antarbudaya regional.

"Kebaya menjadi simbol keanggunan, nasionalisme, dan solidaritas antarbangsa di Asia Tenggara," ujar Ketua Umum Kowani, Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo.

Meningkatkan kesadaran budaya – Mengajak masyarakat mengenal kembali kebaya sebagai bagian dari identitas nasional.

Mendorong pelestarian tradisi – Menjadikan kebaya tetap hidup dan berdaya guna di era modern.

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru