PADANG -Sebuah peristiwa tragis mengguncang Kota Padang, Sumatera Barat. Seorang siswa SMP berusia 13 tahun, Afif Maulana alias AM, ditemukan tewas di Sungai Kuranji. Kejadian ini memicu banyak pertanyaan dan kecurigaan, terutama dari pihak keluarga korban yang menduga Afif tewas akibat penganiayaan polisi.
Kejadian Awal
Afif Maulana, siswa SMP, ditemukan tak bernyawa di Sungai Kuranji pada Minggu pagi. Jenazahnya tergeletak di bawah Jembatan Kuranji, Jalan By Pass KM 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Polisi yang pertama kali menemukan jenazah tersebut segera membawanya ke RS Bhayangkara Padang untuk diidentifikasi dan diautopsi. Hasil autopsi mengungkapkan luka yang sangat mengerikan: enam tulang rusuk patah, paru-paru robek, dan banyak luka lebam di tubuhnya.
Kesaksian Keluarga dan Teman
Rinal, ayah Afif, menceritakan dengan penuh duka bahwa pada malam sebelum kejadian, Afif berpamitan untuk berenang bersama sanak saudaranya dan akan pulang pada pukul 18.00 WIB. Namun, komunikasi terakhir yang terjadi antara Rinal dan putranya adalah melalui video call pada pukul 22.30 WIB, di mana Afif mengaku sedang berada di rumah temannya di Pasar Ambacang dan berencana menonton bola.
Keesokan harinya, sekitar pukul 11.00 WIB, Rinal mencoba menghubungi putranya, namun teleponnya sudah tidak aktif. Tak lama kemudian, Rinal mendapat kabar dari Polsek Kuranji bahwa Afif telah meninggal dunia dan jasadnya diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara. Pihak kepolisian menyebutkan bahwa Afif tewas akibat tawuran, tetapi keluarga korban yakin ada kejanggalan.
Dugaan Penyiksaan oleh Polisi
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang yang melakukan investigasi atas kasus ini menemukan dugaan bahwa Afif disiksa oleh polisi. Direktur LBH Padang, Indira Suryani, mengungkapkan bahwa AM dan beberapa temannya sempat dituduh akan melakukan tawuran oleh polisi. Hal ini membuat polisi geram dan akhirnya melakukan penyiksaan terhadap mereka. Keterangan ini diperoleh dari tujuh saksi yang juga mengalami kekerasan yang sama dengan Afif.
Indira juga menyebutkan bahwa AM dan temannya berboncengan dengan motor melintasi Jembatan Batang Kuranji pada Minggu dini hari ketika mereka dihampiri dan ditendang oleh polisi hingga terjatuh. Saksi mata menyebutkan bahwa setelah jatuh, Afif dikelilingi oleh beberapa polisi yang memegang rotan.
Tangis dan Harapan Keadilan
Tangis pilu mewarnai rumah duka di Padang. Ayah Afif, Rinal, yang melihat jenazah putranya dengan banyak luka lebam dan jejak sepatu di perut, tidak bisa menerima penjelasan polisi bahwa anaknya tewas karena tawuran. “Luka lebam banyak, di perut, di punggung, di pinggang, perut seperti jejak sepatu besar, tangan habis luka lebam,” tuturnya dengan suara bergetar.
Rinal dan keluarganya menuntut keadilan. Mereka meminta agar Kapolri, Kapolda Sumbar, dan Kapolresta Padang mengusut tuntas kasus ini secara terbuka dan mengadili pelaku sesuai hukum yang berlaku. “Saya tidak terima anak saya dianiaya terus ditaruh di bawah jembatan. Siapa tahu kalau dibawa ke rumah sakit nyawanya bisa tertolong. Kami tidak terima anak saya begini,” pungkas Rinal.
Penutup
Kematian Afif Maulana adalah tragedi yang mendalam bagi keluarganya dan masyarakat sekitar. Kasus ini menjadi cerminan betapa pentingnya transparansi dan keadilan dalam penegakan hukum. Keluarga korban berharap agar kasus ini segera terungkap dan pelakunya mendapatkan hukuman yang setimpal. Mereka juga berharap agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan.
(N/014)
Kematian Misterius Siswa SMP Yang Diduga Dianiaya Polisi di Padang! Ini Penyebabnya