JAKARTA – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) melaporkan adanya masalah serius terkait pasokan garam untuk industri makanan dan minuman (mamin). Berdasarkan pemberitahuan dari produsen garam lokal, beberapa produsen tidak dapat memasok garam hingga momen Lebaran.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman, menyampaikan bahwa ada produsen yang tidak dapat memproduksi garam sejak Januari, sebagian lagi hanya mampu memproduksi hingga Februari atau Maret. Adhi mengungkapkan bahwa kebutuhan garam untuk industri mamin mencapai 600.000 ton per tahun, namun hanya sekitar 300.000 ton yang dapat dipenuhi oleh petani garam lokal.
Ia juga menyampaikan bahwa industri mamin kekurangan stok garam untuk bahan baku yang hanya tersedia hingga Maret. “Tentunya kami harus mencari cara agar produksi makanan dan minuman tidak terganggu, apalagi menjelang Lebaran,” ujar Adhi. Ia telah menemui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk mengatasi masalah ini.
Dalam hal ini, industri mamin tidak diizinkan untuk mengimpor garam berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 126 Tahun 2022, sehingga pemerintah diminta untuk segera memenuhi kebutuhan garam tersebut. Adhi berharap ada solusi agar produksi makanan tidak terhambat, dan mamin dapat tetap beroperasi menjelang Lebaran.