BREAKING NEWS
Selasa, 14 Oktober 2025

Zona Megathrust Miliki Lebar 50-150 Km, Suhu Capai 150 Derajat Celcius

BITVonline.com - Selasa, 20 Agustus 2024 11:04 WIB
Zona Megathrust Miliki Lebar 50-150 Km, Suhu Capai 150 Derajat Celcius
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM –Departemen Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan webinar bertajuk “Waspada Gempa Megathrust”. Webinar ini bekerja sama dengan PVMBG, U-INSPIRE, dan IAGI, serta menghadirkan Penyelidik Bumi Ahli Madya Badan Geologi, Yudhicara, sebagai narasumber utama. Dalam sesi tersebut, Yudhicara membahas secara mendalam mengenai zona megathrust, karakteristiknya, dan pengaruhnya terhadap kejadian gempa besar.

Definisi dan Karakteristik Zona Megathrust

Zona megathrust adalah jenis zona subduksi yang memiliki peran krusial dalam aktivitas seismik global. Yudhicara menjelaskan bahwa zona ini terletak pada zona seismogenik dengan lebar yang bervariasi antara 50 hingga 150 kilometer. Zona ini dimulai dari kedalaman sekitar 5 hingga 10 kilometer dari permukaan laut, di mana suhu pada kedalaman ini berkisar antara 100 hingga 150 derajat Celsius. Sementara itu, batas bawah zona megathrust berada pada kedalaman antara 25 hingga 55 kilometer di bawah dasar laut, dengan suhu yang bisa mencapai 350 hingga 450 derajat Celsius. Suhu pada kedalaman ini dikontrol oleh baji serpentinisasi, yaitu proses di mana air dan mineral membentuk baji yang mempengaruhi perilaku seismik.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Zona Megathrust

Yudhicara mengungkapkan bahwa beberapa studi telah menghubungkan gempa besar yang terjadi di sepanjang zona megathrust dengan berbagai faktor. Faktor-faktor ini termasuk kecepatan konvergensi lempeng, umur lempeng, suplai sedimen, morfologi dasar laut, dan pemekaran busur belakang. Variabel lain yang mempengaruhi stabilitas proses penunjaman lempeng adalah efektifitas normal stress, suhu dari pemanasan gesekan, sifat material seperti komposisi batuan dan sedimen, permiabilitas, serta kekasaran permukaan lempeng yang menunjam.

Kompleksitas sifat geser pada zona megathrust menjadi lebih menonjol pada kedalaman kurang dari 15 kilometer di bawah dasar laut. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku seismik di zona ini meliputi rasio slip seismik dan aseismik yang tinggi, adanya sedimen yang mengeras, cairan yang dikeluarkan, struktur batimetri yang kasar pada lempeng subduksi, serta struktur kompleks dari prisma akresi dan kerentanan terhadap laju regangan tinggi. Struktur batimetri, sedimen, tekanan air pori, dan laju regangan semuanya berperan dalam menentukan perilaku seismik zona megathrust.

Kasus Gempa Megathrust di Indonesia

Yudhicara menyebutkan bahwa gempa megathrust telah terjadi beberapa kali di Indonesia. Ia merinci delapan daerah yang pernah mengalami gempa megathrust dengan kedalaman yang bervariasi. Beberapa contoh kejadian gempa megathrust tersebut antara lain:

Aceh (2024) dengan kedalaman 13,5 kilometer Nias dengan kedalaman 30,5 kilometer Mentawai dengan kedalaman 20,1 kilometer Bengkulu dengan kedalaman 30,5 kilometer Pangandaran dengan kedalaman 11,5 kilometer Banyuwangi dengan kedalaman 11,5 kilometer Sumba dengan kedalaman 25 kilometer Biak dengan kedalaman 11,5 kilometer

Setiap daerah ini memiliki karakteristik geologis yang berbeda, yang mempengaruhi bagaimana gempa megathrust terjadi dan dampaknya terhadap masyarakat serta lingkungan.

Webinar ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai zona megathrust dan gempa besar yang dapat terjadi di sepanjang zona ini. Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dan pihak berwenang dapat lebih siap menghadapi potensi bahaya yang diakibatkan oleh aktivitas seismik di zona megathrust. Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang zona megathrust adalah langkah penting dalam upaya mitigasi risiko gempa bumi dan perlindungan terhadap masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru