BREAKING NEWS
Rabu, 25 Juni 2025

Penyebaran Agama Katolik di Nusantara: Dari Kolonialisme Portugis hingga Era Reformasi

Redaksi - Sabtu, 15 Februari 2025 08:59 WIB
383 view
Penyebaran Agama Katolik di Nusantara: Dari Kolonialisme Portugis hingga Era Reformasi
Papal Basilica of St. Peter in the Vatican atau lebih dikenal dengan Basilika Santo Petrus.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE -Agama Katolik pertama kali masuk ke wilayah Nusantara pada abad ke-16 Masehi melalui kedatangan bangsa Portugis yang sedang melakukan penjelajahan untuk mencari rempah-rempah. Kedatangan mereka tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga misi agama, yang dikenal dengan misi 3G: Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), dan Gospel (agama).

Kedatangan Portugis dan Penyebaran Agama Katolik

Portugis menjadi bangsa pertama yang membawa ajaran Kristen Katolik ke Indonesia, khususnya di Maluku, yang saat itu menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Di Ternate, para misionaris Portugis seperti Gonzalves Veloso, Fernao Vinagre, dan Simon Vaz mulai menyebarkan agama Katolik kepada penduduk setempat, termasuk bangsawan Ternate, yang pertama kali dikristenkan oleh Simon Vaz pada tahun 1533-1534. Meskipun pada masa itu agama Islam sudah berkembang pesat, para misionaris Katolik tidak hanya mengajak penganut animisme dan dinamisme, tetapi juga orang-orang Muslim untuk memeluk agama Kristen.

Kekuasaan VOC dan Larangan Agama Katolik

Pada awal abad ke-17, Belanda melalui VOC mengambil alih kekuasaan di Nusantara. VOC yang beragama Protestan melarang kegiatan misionaris Katolik dan mengusir imam Katolik dari wilayah kekuasaan mereka. Beberapa imam Katolik yang tetap melaksanakan misi agama mereka dibunuh, seperti Pastor Egidius d'Abreu SJ yang dihukum mati oleh VOC pada tahun 1624.

Pertumbuhan Agama Katolik di Era Hindia Belanda

Pada masa Hindia Belanda, meskipun mendapat berbagai hambatan, penyebaran agama Katolik kembali berkembang. Salah satu tokoh penting dalam misi Katolik adalah Pastor F van Lith SJ, yang mulai aktif di Muntilan pada 1896 dan mendirikan sekolah-sekolah untuk mendidik calon guru di wilayah tersebut. Pada 15 Desember 1904, sebanyak 178 orang Jawa dibaptis di Sendangsono, yang menandai tonggak penting dalam perkembangan agama Katolik di Indonesia.

Masa Perjuangan Kemerdekaan dan Peran Umat Katolik

Pada masa perjuangan kemerdekaan, umat Katolik turut berperan aktif, salah satunya melalui pendirian Seminari Tinggi Yogyakarta pada tahun 1939. Uskup Albertus Soegijapranata menjadi Vikaris Apostolik pertama di Indonesia pada tahun 1940. Dalam Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) yang diadakan setelah Indonesia merdeka pada 1949, umat Katolik membahas pembentukan Partai Katolik yang akhirnya berpartisipasi dalam Pemilu 1955.

Peran Gereja Katolik Pasca G30S

Setelah tragedi G30S/PKI 1965, Gereja Katolik memainkan peran dalam mengurangi kekerasan dan mengajak umat untuk membangun kembali masyarakat. Bantuan dari gereja, baik berupa pangan maupun obat-obatan, mendapat respon positif dari rakyat, bahkan beberapa di antaranya memutuskan untuk memeluk agama Katolik.

Gereja Katolik di Era Reformasi

Pada era Reformasi,Gus Dur, Presiden Indonesia yang juga pemimpin Nahdlatul Ulama, menunjukkan kontribusi positif terhadap umat Katolik. Sebagai contoh, Gus Dur meresmikan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dan langsung mengunjungi gereja untuk meresmikan gereja tersebut pada hari yang sama.

Hal ini menjadi simbol hubungan yang harmonis antara umat Katolik dan umat Islam di Indonesia.Kesimpulan Agama Katolik terus berkembang di Indonesia meskipun menghadapi berbagai tantangan sepanjang sejarah, mulai dari penjajahan Portugis, larangan pada masa VOC, hingga perjuangan kemerdekaan. Saat ini, agama Katolik menjadi bagian penting dari keragaman agama di Indonesia, dengan umat yang aktif dalam berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan politik.

Editor
: Redaksi
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru