BREAKING NEWS
Jumat, 25 April 2025

Indonesia Belum Jadi Pilihan Utama Untuk Investasi AI, Menko Luhut Soroti Potensi Energi Hijau dan Perlunya Perbaikan Strategi

BITVonline.com - Sabtu, 03 Agustus 2024 06:45 WIB
22 view
Indonesia Belum Jadi Pilihan Utama Untuk Investasi AI, Menko Luhut Soroti Potensi Energi Hijau dan Perlunya Perbaikan Strategi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA  –Sejumlah raksasa teknologi global mulai melirik kawasan Asia Tenggara sebagai destinasi investasi potensial, khususnya dalam bidang Artificial Intelligence (AI). Namun, Indonesia belum menjadi pilihan utama dalam sektor ini, dengan negara-negara seperti Malaysia, Vietnam, dan Singapura lebih banyak menarik perhatian investor asing. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah faktor yang perlu dibenahi untuk meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi AI.

 Luhut Pandjaitan menilai bahwa mungkin ada kekurangan dalam agresivitas Indonesia dalam mengejar investasi asing. Menurutnya, salah satu alasan utama mengapa Indonesia belum menarik minat investor di bidang AI adalah kurangnya upaya proaktif dalam mempromosikan potensi yang dimiliki, terutama di sektor energi hijau yang dapat mendukung pengembangan data center AI.

“Kita harus menyelidiki diri kita juga ya. Bahwa mungkin kita kurang agresif untuk mengejar. Tapi menurut saya, yang kasih green energy yang paling bisa di kawasan itu Indonesia,” kata Luhut. Pernyataan ini menyoroti perlunya perbaikan dalam strategi promosi dan pendekatan terhadap investasi asing untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga:

Luhut juga menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi hijau yang sangat besar yang bisa mendukung pengembangan data center AI di kawasan ini. Menurut informasi terbaru yang diterima dari Direktur Utama PLN, Indonesia akan meluncurkan 58 gigawatt energi hijau hingga tahun 2040. Energi hijau ini berasal dari berbagai sumber, termasuk hidroelektrik, geothermal, panel surya, dan energi angin.

“Tadi saya baru di-brief oleh Dirut PLN, sampai tahun 2040 kita sudah akan meluncurkan 58 gigawatt [energi hijau]. 58 gigawatt dari hidropower, geothermal, solar panel, wind, dan sebagainya itu,” jelas Luhut. Ia menambahkan bahwa potensi energi hijau yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di kawasan ini, dan seharusnya dapat menjadi daya tarik utama bagi investor yang mencari solusi energi berkelanjutan untuk operasional mereka.

Baca Juga:

Meskipun potensi tersebut ada, Luhut mengakui bahwa mungkin masih banyak pihak yang belum sepenuhnya menyadari sumber daya energi hijau yang tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu lebih aktif dalam menyebarluaskan informasi mengenai potensi ini. Luhut memberikan contoh bagaimana ia menyampaikan informasi kepada seorang investor dari Amerika Serikat yang tertarik dengan pusat data AI besar di Virginia yang menggunakan energi hijau. Ia menekankan bahwa Indonesia, dengan potensi geothermal sebesar 29 gigawatt, merupakan pilihan menarik untuk investasi serupa.

“Lalu saya bilang, eh, kamu kalau mau bikin di region ini, look at Indonesia. Karena kami punya, akan segera ini masuk 58 gigawatt green energy. Wow, dia bilang itu banyak. Saya bilang, ya, kita punya geothermal itu 29 gigawatt potensinya,” tambah Luhut.

Menko Luhut juga menegaskan bahwa potensi besar Indonesia beserta energi hijaunya membutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk menarik investor asing. Ia mengajak semua pihak untuk bersatu dan bekerja keras untuk mencapai tujuan ini. “Jadi nobody can beat us. Yang penting kita satu. Dan juga jangan pikir ini sudah sempurna. Masih jauh dari sempurna. Nggak akan selesai dikerjakan satu presiden ini. Banyak sekali. Jadi kita harus semua bahu-membahu untuk mencapai ini,” ungkapnya.

Secara keseluruhan, Luhut Pandjaitan menekankan pentingnya pendekatan yang lebih strategis dan agresif dalam mempromosikan Indonesia sebagai tujuan investasi di bidang AI, terutama dengan memanfaatkan keunggulan energi hijau yang dimiliki. Dengan upaya yang lebih terkoordinasi, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan daya tariknya sebagai pusat teknologi dan inovasi di masa depan.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Permohonan Israel Ditolak, Proses Penangkapan Netanyahu di ICC Jalan Terus
Politikus PDIP Pasang Badan Bela Jokowi: Soal Ijazah, Yang Menggugat Harus Buktikan!
Stok Beras RI Tembus 4 Juta Ton, Tertinggi dalam 20 Tahun Terakhir
Kebakaran Hebat di Kemayoran: Rumah Warga Ludes Terbakar, Tidak Ada Korban Jiwa
Gubernur Sumut Bobby Nasution Minta Gereja HKBP Bantu Sosialisasi Bahaya Narkoba dan Judi Online
Terungkap! Pelaku Pembunuhan Mayat dalam Karung di Daan Mogot Ditangkap, Motif karena Sakit Hati
komentar
beritaTerbaru