BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Rupiah Menguat 0,23% di Tengah Sentimen Ekonomi Global dan Domestik yang Fluktuatif

BITVonline.com - Jumat, 02 Agustus 2024 09:13 WIB
56 view
Rupiah Menguat 0,23% di Tengah Sentimen Ekonomi Global dan Domestik yang Fluktuatif
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA –Nilai tukar rupiah menguat 37 poin atau 0,23% menjadi Rp16.200 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (2/8/2024), setelah sebelumnya berada di level Rp16.237 per dolar AS. Penguatan rupiah ini terjadi meski dibuka pada level Rp16.271 per dolar AS, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg.

Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat pasar uang, mengungkapkan bahwa penguatan rupiah dipengaruhi oleh data ekonomi dari Amerika Serikat (AS). Menurut Ibrahim, data indeks manajer pembelian (PMI) yang lemah dan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi AS telah meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve mungkin akan menurunkan suku bunga pada bulan September. Hal ini berpotensi terlambat bagi ekonomi AS untuk mencapai “soft landing.”

“Data yang lemah juga muncul setelah Federal Reserve menandai potensi penurunan suku bunga pada bulan September, yang membuat pasar hampir sepenuhnya memperkirakan kenaikan 25 basis poin pada bulan tersebut,” jelas Ibrahim dalam risetnya.

Baca Juga:

Saat ini, perhatian pasar tertuju pada data penggajian nonpertanian yang akan datang untuk memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai keadaan ekonomi AS. Penurunan pasar tenaga kerja semakin mendorong spekulasi mengenai potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.

Selain itu, pasar global juga sedang memantau ketegangan di Timur Tengah. Pembunuhan pemimpin senior kelompok militan yang berpihak pada Iran, Hamas, dan Hizbullah memicu kekhawatiran bahwa kawasan tersebut bisa menghadapi konflik yang dapat mengganggu pasokan minyak mentah dan jalur transportasi di Selat Hormuz.

Baca Juga:

Di sisi lain, Bank Sentral Jepang (BOJ) baru saja menaikkan suku bunga sebesar 15 basis poin dan berencana untuk melanjutkan kenaikan lebih lanjut tahun ini. Langkah ini menunjukkan akhir dari kebijakan stimulatif yang mendukung pasar Jepang selama setahun terakhir. Lonjakan yen akibat permintaan safe haven dan sikap hawkish BOJ juga membebani saham Jepang, terutama yang berkaitan dengan ekspor.

Sentimen domestik di Indonesia menunjukkan deflasi yang terus berlanjut, dengan penurunan harga barang-barang komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam ras. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi bulanan pada Juli 2024 tercatat sebesar -0,18%, melanjutkan tren deflasi dari dua bulan sebelumnya.

Namun, inflasi pada kelompok pendidikan tercatat sebesar 0,69% dan diperkirakan akan terus berkontribusi pada inflasi dalam dua bulan ke depan. Inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18% (month-to-month), dengan komponen bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,92%.

Berdasarkan data terkini, diprediksi bahwa pergerakan nilai tukar rupiah ke depan akan fluktuatif, namun tetap berada dalam rentang Rp16.160 hingga Rp16.230 per dolar AS.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Puteri Leida Harahap Desak Kejari Tapsel Tuntaskan Dugaan Penyelewengan Dana Desa Sipange Godang
Laporan Pencurian di Polres Langkat Tiga Tahun Mandek, Pengadu Kritik Kinerja Penyidik
Menteri PKP Maruarar Sirait Tegaskan: Tidak Ada Larangan Punya Lebih dari Satu Rumah
Facebook Segera Hadirkan Fitur Keamanan Passkey untuk Akses Akun Lebih Aman di Aplikasi Mobile
Ganjar Pranowo Wakili Keluarga Bung Karno dalam Haul Bung Karno ke-55 di Blitar
XLSMART Tingkatkan Konektivitas & Literasi Digital di Aceh Pasca Merger XL Axiata–Smartfren
komentar
beritaTerbaru