BREAKING NEWS
Jumat, 24 Oktober 2025

Pj Gubernur Jateng Tepis Stigma Negatif Sukolilo Pati: Hanya Oknum!

BITVonline.com - Minggu, 23 Juni 2024 08:14 WIB
Pj Gubernur Jateng Tepis Stigma Negatif Sukolilo Pati: Hanya Oknum!
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JATENG -Kampung Sukolilo, sebuah nama yang kini terpatri dalam benak publik dengan stigma negatif, bukanlah sekadar cerita biasa. Dalam sekejap, namanya terseret dalam bayang-bayang tindak kejahatan yang tragis dan mendalam. Kisah ini bermula dari sebuah kejadian mengerikan yang menghantui hati masyarakat Kabupaten Pati.

Seorang bos rental mobil, seorang yang dipandang sebagai pengusaha sukses di daerahnya, meninggalkan dunia ini dalam cara yang tragis. Dalam upaya mencari mobilnya yang hilang, beliau malah menemui ajalnya di tangan orang tak dikenal. Ini bukanlah hanya kehilangan seorang tokoh lokal, namun juga sebuah pukulan bagi kehidupan sosial masyarakat Sukolilo.

Kini, di tengah caci maki dan tuduhan, terdapat suara yang berusaha mengangkat kebenaran. Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menyerukan agar Sukolilo tidak dicap sebagai kampung bandit. Dalam pernyataannya kepada media, beliau menegaskan bahwa kejadian ini adalah ulah oknum, bukan cerminan dari masyarakat secara keseluruhan.

“Terkait dengan kasus Pati ya, dalam hal ini memang ada terkait dengan oknum dari pada masyarakat, yang melakukan tindak pidana. Kami tentunya ya, apalagi beredar dengan cap kampung ini, kampung ini, saya rasa tidak demikian ya,” ujar Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana.

Namun, di balik klarifikasi tersebut, terdapat luka yang dalam di masyarakat Sukolilo. Mereka tidak hanya kehilangan salah satu putra terbaiknya, tetapi juga menghadapi penilaian dan stigma dari masyarakat luas. Bagaimana mereka merespons tragedi ini? Bagaimana pemerintah setempat mengelola keadaan ini untuk mengembalikan kepercayaan dan martabat warganya?

“Pihaknya perlu melakukan klarifikasi bahwa perbuatan tindak pidana di Sukolilo hanya oknum dari masyarakat sehingga tidak sepantasnya kemudian orang mengecap sebagai kampung yang berkonotasi negatif,” tambah Nana.

Kisah ini bukanlah sekadar liputan tentang kejahatan, melainkan juga tentang keadilan, kemanusiaan, dan bagaimana masyarakat dan pemerintahnya merespons dalam mengatasi stigma yang tidak pantas. Bagaimana Sukolilo dapat bangkit dari bayang-bayang tragedi ini? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Sementara itu, pemerintah daerah berjanji untuk terus melakukan pembinaan kepada masyarakat, untuk menegakkan keadilan dan menghapus stigma negatif yang melekat. Harapan agar Sukolilo bisa kembali menjadi tempat yang aman dan tenteram, bukan hanya bagi warganya sendiri tetapi juga untuk setiap orang yang melewatinya.

Dalam penutupan cerita ini, terdapat tantangan besar. Tantangan untuk tidak hanya melihat Sukolilo sebagai tempat kejahatan, tetapi sebagai komunitas yang kuat dan berdaya, siap untuk bangkit kembali. Itulah harapan bagi setiap cerita tragis yang menemui ujungnya, harapan bahwa keadilan akan ditegakkan dan kedamaian akan kembali menghiasi kampung halaman mereka.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru