JAKARTA -Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Sosial Tri Rismaharini, mengambil langkah cepat untuk membantu penanganan bencana banjir lahar dingin dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Barat. Dalam upaya tersebut, ribuan Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Pulau Jawa akan dikerahkan untuk memberikan bantuan di lokasi yang terdampak.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan bahwa langkah tersebut diperlukan mengingat keterbatasan personel Tagana yang berada di lokasi. Saat ini, personel Tagana yang telah dikerahkan ke lokasi bencana hanya berasal dari sejumlah wilayah di Sumatera, seperti Jambi, Bengkulu, Padang, Pekanbaru, dan Palembang.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang Penyelanggaraan Pencarian dan Pertolongan antara Kementerian Sosial dan Badan SAR Nasional (Basarnas) menjadi momentum penting dalam koordinasi upaya penanganan bencana ini. Tri Rismaharini menyampaikan bahwa pengiriman ribuan personel Tagana dari Pulau Jawa akan dilakukan untuk memberikan bantuan tambahan kepada korban bencana.
“Dalam situasi darurat seperti ini, dibutuhkan kesiapan dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak untuk memberikan bantuan seefektif mungkin kepada yang membutuhkan,” ungkap Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Diperkirakan lebih dari seribu personel Tagana akan dikerahkan dari Pulau Jawa untuk membantu penanganan bencana di Sumatera Barat. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga tambahan dalam situasi darurat seperti banjir lahar dingin dan longsor.
Sejak hari pertama bencana, pemerintah telah mendirikan dapur lapangan dan tenda-tenda pengungsian di sekitar lokasi bencana. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan serta tempat penampungan bagi para korban yang terdampak.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto juga menegaskan komitmen pemerintah dalam memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi dengan baik. BNPB telah mengirimkan bantuan logistik dan evakuasi warga, meskipun masih ada beberapa lokasi yang terisolir. Pengiriman bantuan dilakukan melalui jalur udara maupun darat, dengan menggunakan jembatan darurat.
Selain itu, BNPB juga menyalurkan bantuan berupa dana operasional dan berbagai barang kebutuhan sehari-hari seperti tenda pengungsian, sembako, perlengkapan kebersihan, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini, data BNPB mencatat bahwa korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 50 orang, sementara korban luka-luka mencapai 37 orang, dan sebanyak 3.396 jiwa mengungsi. Wilayah yang paling parah terdampak antara lain Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman.
Dengan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Basarnas, BNPB, dan relawan Tagana dari berbagai wilayah di Indonesia, diharapkan penanganan bencana ini dapat berjalan lebih efektif dan membantu korban untuk pulih dari dampak yang mereka alami.
(N/014)
Mensos Rencanakan Pengiriman Seribu Tagana dari Pulau Jawa Untuk Bantu Penanganan Bencana di Sumatera Barat