
KPK Tetapkan Tersangka Kasus Gratifikasi di Lingkungan MPR, Identitas Masih Dirahasiakan
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi senilai miliaran rupiah yang terjadi
Nasional
JAKARTA -Indonesia telah lama mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura dan Malaysia sebagai pemasok utama dalam memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri. Kendati demikian, apa yang menjadi alasan di balik keputusan ini?
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menjelaskan bahwa faktor geografis menjadi salah satu alasan utama Indonesia memilih kedua negara tersebut sebagai pemasok BBM. Menurutnya, biaya transportasi menjadi pertimbangan penting dalam pengadaan BBM, di mana semakin jauh sumbernya, semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan.
“Indonesia lewat Singapura karena faktor geografis dan jaraknya yang dekat. Ada cost of transportation serta biaya-biaya lain seperti asuransi yang akan meningkat seiring dengan jarak yang lebih jauh,” ungkap KomaidiĀ
Baca Juga:
Lebih lanjut, Komaidi menyebutkan bahwa meskipun beberapa negara mungkin dapat memberikan produk BBM dengan harga lebih murah, biaya pengangkutan yang tinggi akan mengimbangi keuntungan tersebut. Sebagai contoh, meskipun harga gas di Amerika hanya sekitar US$ 3, biaya transportasi ke Indonesia bisa membuat harganya mencapai lebih dari US$ 10.
Di sisi lain, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Mustika Pertiwi, mengungkapkan bahwa Singapura dan Malaysia dipilih karena memiliki fasilitas pencampuran (blending) yang mampu menciptakan produk BBM sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh Indonesia.
Baca Juga:
“Kedua negara ini memiliki banyak fasilitas blending dan storage yang memungkinkan memblending berbagai kualitas BBM dari berbagai negara sesuai spesifikasi yang dibutuhkan Indonesia,” tutur Mustika.
Tak hanya untuk Indonesia, fasilitas blending dan storage yang luas serta lokasi strategis kedua negara tersebut juga memungkinkan mereka memasok BBM ke negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dan Australia.
Meski demikian, realisasi impor minyak dan gas bumi (migas) Indonesia selama Januari-Maret 2024 mencapai US$ 9 miliar atau sekitar Rp 145,8 triliun, naik 8,13% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Impor migas ini mencakup minyak mentah dan hasil minyak, yang menyumbang 16,4% dari total impor RI selama periode tersebut. Dengan adanya peningkatan ini, pertanyaannya adalah apakah Indonesia akan terus mengandalkan impor BBM dari Singapura dan Malaysia di masa mendatang?.
(N/014)
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi senilai miliaran rupiah yang terjadi
NasionalYOGYAKARTA Ahli hukum administrasi negara dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Wiryawan Chandra, menilai mantan Presiden Joko Widodo (Jok
PolitikPYONGYANG Pemerintah Korea Utara mengeluarkan pernyataan keras terhadap aksi militer Amerika Serikat (AS) yang menyerang tiga fasilitas
InternasionalIRAN PT Pertamina (Persero) mulai mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi dampak serius dari potensi penutupan Selat Hormuz oleh I
EkonomiMEDAN Ribuan warga Lingkungan 16, 17, dan 20 Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, melakukan aksi blokade Jalan Alu
NasionalSIBOLGA Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara Ke79 Tahun 2025, Polres Sibolga menggelar upacara ziarah rombongan dan tabur bunga di
NasionalJAKARTA Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kian meningkat menyusul serangan Amerika Serikat yang bergabung dengan Israel terhadap tiga
EkonomiSIBOLGA Menyambut Hari Bhayangkara ke79 yang jatuh pada 1 Juli 2025, Polres Sibolga menggelar kegiatan Bakti Kesehatan Donor Darah di Aul
NasionalBATU BARA Bupati Batu Bara Bapak H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si sangat menegaskan kepada seluruh ASN Pemerintah Kabupaten Batu Bara agar b
PemerintahanJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa Arso Sadewo (AS), Komisaris Utama PT Inti Alasindo Energy (IAE), sebagai saksi d
Nasional