BREAKING NEWS
Minggu, 19 Oktober 2025

Trans Metro Dewata Berhenti Beroperasi, Warga Bali Kecewa

BITVonline.com - Kamis, 02 Januari 2025 10:27 WIB
Trans Metro Dewata Berhenti Beroperasi, Warga Bali Kecewa
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta – Layanan bus Trans Metro Dewata (TMD) resmi berhenti beroperasi mulai 1 Januari 2025. Keputusan ini menimbulkan kekecewaan dari berbagai kalangan masyarakat Bali, termasuk tokoh publik seperti Niluh Djelantik dan Robi Navicula, yang mengkritik tajam penghentian operasional moda transportasi tersebut. Pengumuman penghentian layanan bus TMD disampaikan melalui akun Instagram resmi @transmetrodewata. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa bus TMD tidak lagi disubsidi oleh APBN 2025, meskipun sejak awal operasionalnya pada 2020, subsidi APBN menjadi penopang utama layanan ini. Pemerintah Provinsi Bali telah memasukkan anggaran operasional bus TMD ke dalam APBD 2025, tetapi hanya untuk satu koridor. Padahal, sebelumnya TMD melayani enam koridor yang meliputi wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).

Gede Robi, vokalis band Navicula, melontarkan kritik tajam terkait keputusan ini. Ia menyebut penghentian operasional TMD sebagai cerminan dari kebijakan yang berlawanan dengan konsep “Smart City“. “Salah satu indikator Smart City adalah tersedianya fasilitas transportasi publik dan dukungan pemerintah untuk menyediakan hal ini. Kalau nggak ada… yaa, kebalikannya: Stupid City!” tegas Robi. Anggota DPD Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, atau dikenal sebagai Niluh Djelantik, juga menyesalkan keputusan tersebut. Dalam unggahan di Instagram, Niluh menyebut penghentian operasional TMD sama saja dengan “membunuh mata pencaharian rakyat”. Warga yang bergantung pada layanan bus TMD untuk aktivitas sehari-hari juga merasa dirugikan. Surya, seorang pekerja bangunan asal Badung, mengungkapkan bahwa TMD mempermudah mobilitasnya sekaligus menghemat biaya transportasi. “Saya kan orang bangunan. Kalau pakai TMD, ongkos pulang-pergi sangat murah. Kalau sekarang pakai transportasi online, bisa Rp 100 ribu,” keluhnya. Senada dengan Surya, Adi Santika Jaya, warga Denpasar, juga merasa kecewa. Ia yang berniat mengajak keluarganya berlibur ke Monkey Forest terpaksa membatalkan rencana karena tidak ada alternatif transportasi publik yang setara dengan TMD. “Praktis, murah, nyaman, dan ramah anak-anak. Itu alasan kami memilih TMD,” ujar Adi. Masyarakat berharap Pemprov Bali segera mencari solusi agar layanan bus TMD kembali beroperasi. Mereka menilai transportasi publik seperti TMD sangat membantu kehidupan sehari-hari, terutama bagi keluarga dengan penghasilan terbatas.

(CHRISTIE)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru