BREAKING NEWS
Jumat, 04 Juli 2025

Bergelimang Harta tapi Lalai Ibadah? Waspadai Tanda-Tanda Istidraj!

Adelia Syafitri - Kamis, 03 Juli 2025 07:55 WIB
89 view
Bergelimang Harta tapi Lalai Ibadah? Waspadai Tanda-Tanda Istidraj!
Ilustrasi. (foto: Thinkstockphotos)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Dalam kehidupan dunia, tak sedikit manusia yang bergelimang nikmat harta, kekuasaan, dan kesehatan, namun jauh dari nilai-nilai ibadah dan kebaikan.

Fenomena ini dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah istidraj, yakni ketika Allah SWT memberikan kenikmatan secara terus-menerus kepada ahli maksiat, hingga tiba waktunya azab ditimpakan secara tiba-tiba.

Dalam buku Menepi dari Dunia karya H. Brilly El-Rasheed, dijelaskan bahwa istidraj adalah bentuk ujian atau penundaan azab dari Allah kepada orang-orang yang lalai dan terus berbuat dosa, meski hidupnya terlihat penuh kemewahan dan keberhasilan.

Fenomena ini bahkan telah dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, salah satunya Surah Al-An'am ayat 44:

"Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa." (QS. Al-An'am: 44)

Demikian pula dalam Surah Ali Imran ayat 178 disebutkan bahwa kelapangan hidup bagi orang kafir bukanlah pertanda kebaikan, melainkan bentuk penangguhan azab.

Meskipun tidak ada tanda pasti yang gamblang, namun dalam buku Muhasabah Notaris/PPAT karya Daeng Naja, terdapat empat indikasi yang dapat menjadi bahan perenungan:

1. Kikir tapi Hartanya Terus Bertambah

Seseorang yang enggan bersedekah, menunaikan zakat, atau membantu sesama, tetapi hartanya terus melimpah tanpa hambatan, patut mewaspadai bahwa itu bisa menjadi bentuk istidraj.

Kekayaan itu kelak bisa menjadi alat kebinasaan jika tidak disalurkan dengan benar.

2. Lalai Beribadah tapi Hidupnya Terlihat Bahagia

Mereka yang meninggalkan salat, puasa, atau kewajiban agama lainnya, namun tetap memperoleh nikmat hidup, juga bisa tergolong dalam istidraj.

Allah menangguhkan azab-Nya hingga waktu yang tidak disangka-sangka.

3. Sombong dengan Nikmat Dunia

Orang yang merasa hebat karena kekayaan, jabatan, atau prestasi, dan merendahkan orang lain, bisa jadi sedang terlena dalam istidraj.

Rasulullah SAW bahkan menyebut bahwa hati yang keras dan mata yang beku adalah tanda-tanda kesengsaraan hakiki.

"Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa." (HR Al-Hakim)

4. Gemar Maksiat tapi Hidupnya Lancar

Bila seseorang terus-menerus melakukan maksiat, namun kehidupannya tidak pernah terasa sulit, bahkan terus berkembang, ini patut diwaspadai sebagai bentuk istidraj.

Allah membiarkan orang tersebut tenggelam dalam kenikmatan semu sebelum azab datang.

Umar Bin Khattab Pernah Memohon Dijauhkan dari Istidraj

Saking dahsyatnya istidraj, Khalifah Umar bin Khattab RA pernah memanjatkan doa kepada Allah SWT:

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu menjadi mustadraj (orang yang ditarik dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan)."

Istidraj adalah peringatan keras agar manusia tidak tertipu oleh nikmat dunia.

Allah SWT Maha Adil, namun juga Maha Teliti dalam memperhitungkan amal manusia.

Sudah sepantasnya kita introspeksi, apakah nikmat yang kita terima adalah berkah, ujian, atau justru istidraj yang menyesatkan.*

(d/a008)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru