JAKARTA –Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan keyakinannya bahwa kehidupan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, dapat menambah panjang usia hidup penduduk minimal 10 tahun. Pernyataan ini disampaikan oleh Basuki dalam konferensi pers di Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (20/8).
Menurut Basuki, keuntungan utama dari tinggal di IKN adalah lingkungan yang bersih dan udara yang segar, yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. “Hidup di IKN Insya Allah akan bertambah panjang (usia) minimal 10 tahun,” ujar Basuki. Ia menekankan bahwa kualitas lingkungan di IKN yang bebas dari polusi dan jarak tempuh yang singkat antara rumah dan tempat kerja berkontribusi besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Lingkungan Bersih dan Sehat
Basuki menjelaskan bahwa salah satu keunggulan utama IKN adalah polusinya yang nol, kualitas air yang sangat baik, dan lingkungan yang asri. “Lifetime kita akan bertambah panjang karena polusinya nol, airnya bagus, lingkungan (enviroment) untuk bekerja hanya berjarak 10 menit dari rumah ke kantor,” katanya. Faktor-faktor ini, menurutnya, sangat berkontribusi pada kesehatan individu, khususnya bagi anak-anak yang saat ini rentan terhadap penyakit akibat polusi di Jakarta.
Di samping itu, prinsip dasar pengembangan IKN juga melibatkan integrasi dengan tiga konsep utama perkotaan: kota hutan (forest city), kota spons (sponge city), dan kota cerdas (smart city). Konsep-konsep ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang seimbang, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Rencana Induk IKN dan Konsep Pengembangan
Berdasarkan Lampiran Rencana Induk IKN dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, prinsip dasar pengembangan kawasan IKN didasarkan pada delapan prinsip pembangunan yang menekankan pada alam, teknologi, dan keberlanjutan lingkungan. Perencanaan IKN mengedepankan konsep berkelanjutan yang bertujuan menyeimbangkan ekologi alam, lingkungan terbangun, dan sistem sosial secara harmonis.
“Pengembangan Kawasan IKN didesain untuk meminimalisir dampak buruk urbanisasi dan cuaca ekstrem yang dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana seperti banjir dan kekurangan air baku,” jelas Basuki. Oleh karena itu, pengembangan IKN tidak hanya berfokus pada satu konsep, melainkan mengintegrasikan berbagai pendekatan untuk menciptakan kota yang sehat dan berkelanjutan.
Kerja Sama dengan Kota-Kota Sekitar
Basuki juga menekankan pentingnya kerja sama yang harmonis dengan kota-kota mitra di sekitar IKN. Penerapan prinsip-prinsip kota hutan, kota spons, dan kota cerdas memerlukan dukungan dan sinergi dari kota-kota di sekitarnya. “IKN yang akan dibangun adalah IKN yang merepresentasikan kota cerdas, hijau, dan berkelanjutan. Kota ini harus mampu mengelola sumber dayanya secara efisien, serta memberikan layanan yang efektif,” ujar Basuki.
Pengembangan IKN bertujuan untuk mencapai efisiensi penggunaan air dan sumber daya energi, pengolahan limbah yang efektif, moda transportasi terpadu, dan lingkungan yang sehat. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, IKN diharapkan dapat menjadi model bagi kota-kota lain dalam hal keberlanjutan dan kualitas hidup.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan perencanaan yang matang dan komitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, IKN diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial yang baru di Indonesia. Proyek ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup penduduk dan pelestarian lingkungan.
Menutup pernyataannya, Basuki Hadimuljono berharap bahwa IKN akan menjadi contoh bagi pembangunan kota masa depan di seluruh dunia, dengan mengutamakan kesejahteraan penduduk dan keberlanjutan lingkungan. “Kita ingin IKN bukan hanya sekedar ibu kota negara baru, tetapi juga kota yang dapat memberikan kehidupan yang lebih baik dan lebih sehat bagi semua penduduknya,” pungkas Basuki.
(N/014)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono: Ibu Kota Nusantara Janjikan Peningkatan Usia Hidup Minimal 10 Tahun?