BREAKING NEWS
Kamis, 23 Oktober 2025

Alasan Pelemahan Rupiah Hari Ini Terus Berlanjut, Tembus Rp 16.904 per Dolar AS

- Senin, 07 April 2025 15:11 WIB
Alasan Pelemahan Rupiah Hari Ini  Terus Berlanjut, Tembus Rp 16.904 per Dolar AS
Ilustrasi Rupiah.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

bitvonline.com-Nilai tukar rupiah pada awal perdagangan hari ini, Senin (7/4/2025), mengalami pelemahan signifikan, tercatat melemah sebesar 251 poin atau 1,51% menjadi Rp 16.904 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.653 per dolar AS. Pelemahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan.

Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, penyebab utama pelemahan rupiah hari ini adalah respons negatif terhadap kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS), yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump.

"Sentimen negatif dari kebijakan tarif Trump yang direspons oleh negara-negara yang dikenakan tarif lebih tinggi menjadi pemicu utama melemahnya rupiah," ujar Ariston, yang juga merupakan presiden direktur PT Doo Financial Futures, dilansir dari Antara.

Kebijakan tarif yang diterapkan AS menyebabkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar global.

Banyak pihak khawatir bahwa perang dagang antara AS dan negara-negara lain dapat menekan pertumbuhan ekonomi global, yang pada gilirannya berdampak negatif terhadap aset berisiko seperti mata uang dan saham negara berkembang.

Selain itu, pengumuman data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lebih baik dari proyeksi juga turut menekan nilai tukar rupiah.

Data tenaga kerja yang lebih kuat dari yang diperkirakan memperkuat harapan pasar terhadap kebijakan moneter AS, yang membuat pelaku pasar lebih memilih aset-aset yang lebih aman.

Faktor lain yang turut mempengaruhi melemahnya rupiah adalah ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, seperti eskalasi perang di Timur Tengah dan Ukraina.

Serangan Israel di Jalur Gaza, serta ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang semakin intens, turut memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan aset berisiko.

Ariston menambahkan, meskipun sentimen pasar negatif saat ini mendominasi, ada kemungkinan situasi dapat berubah jika Presiden Trump melunak dalam kebijakan tarifnya.

"Kita masih menunggu respons pasar terhadap hasil negosiasi, dan jika terjadi perubahan kebijakan yang lebih bersahabat, hal ini dapat membawa sentimen positif kembali bagi aset berisiko," jelasnya.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang semakin mendekati angka Rp 17.000 per dolar AS menunjukkan ketidakpastian ekonomi yang lebih besar.

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru