BATU BARA – Kenaikan harga kebutuhan pokok kembali menjadi perhatian serius masyarakat, terutama lonjakan harga beras yang membuat warga Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, mengeluh dan resah.
Beras yang merupakan makanan pokok utama rakyat Indonesia kini melonjak harganya secara signifikan, sehingga memicu kekhawatiran akan krisis daya beli masyarakat menengah ke bawah.
Fenomena ini tak pelak memunculkan ungkapan miris dari warga: "Sembako melejit, rakyat menjerit."
Ungkapan tersebut menggambarkan keresahan masyarakat terhadap beban hidup yang semakin berat, terutama ketika harga beras, yang dikonsumsi sehari-hari, terus merangkak naik.
Pantauan di lapangan menunjukkan, hampir seluruh merek beras yang umum dijual di pasar-pasar tradisional Kabupaten Batu Bara mengalami kenaikan harga.
Merek seperti Mahkota, Naga Dua, Dua Tani, hingga Anak Raja mengalami kenaikan antara Rp20.000 hingga Rp30.000 per karung isi 30 kilogram.
Seorang ibu rumah tangga yang merupakan warga Desa Suka Maju, Kecamatan Tanjung Tiram, mengaku biasanya membeli beras merek Mahkota seharga Rp395.000 untuk 30 kg.
Namun kini, harga beras tersebut melonjak menjadi Rp430.000.
"Biasanya saya beli Mahkota Rp395 ribu per karung, sekarang sudah Rp430 ribu. Mau tak mau harus beli, karena ini makanan pokok. Tapi jujur, ini memberatkan," keluhnya saat ditemui di pasar tradisional setempat.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di satu dua titik, tetapi merata di berbagai kecamatan di Kabupaten Batu Bara.
Pedagang pun mengaku tak bisa berbuat banyak karena mereka juga membeli dari distributor dengan harga yang lebih tinggi.
Salah satu pedagang di jalan rakyat, Kecamatan Tanjung Tiram, menyebutkan bahwa sejak pertengahan bulan, harga dari agen naik.