
KPK Tetapkan Tersangka Kasus Gratifikasi di Lingkungan MPR, Identitas Masih Dirahasiakan
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi senilai miliaran rupiah yang terjadi
NasionalJAKARTA -Menjelang penutupan semester II tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren pelemahan di tengah berbagai tekanan eksternal.
Konflik geopolitik di Timur Tengah dan akhir masa jeda perang tarif Amerika Serikat menjadi dua sentimen utama yang membebani pergerakan pasar saham Indonesia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,88% atau 61,50 poin ke level 6.907,13 pada perdagangan Jumat (20/6/2025). Sepanjang hari, IHSG sempat dibuka pada 6.948,28 dan menyentuh titik tertinggi di 6.956,80.
Baca Juga:
Total terdapat 231 saham menguat, 386 saham melemah, dan 190 stagnan, sementara kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.127 triliun.
Saham Big Cap Campur Aduk, Teknologi Masih Bertahan
Baca Juga:
Meski IHSG melemah, beberapa saham berkapitalisasi besar masih menunjukkan perlawanan. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) naik 1,19% ke Rp59.650, dan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) naik tipis 0,38% menjadi Rp19.775.
Sebaliknya, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) terkoreksi tajam 4,83% ke Rp1.380, sementara PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) turun 3,48% ke Rp7.625.
Di sisi lain, saham PT Master Print Tbk. (PTMR) menjadi top gainer dengan lonjakan 34,08%, disusul PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) yang naik 22,52%.
Sementara itu, saham PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT) dan PT Nusantara Almazia Tbk. (NZIA) menjadi top losers, masing-masing turun 14,93% dan 14%.
Volatilitas Pasar Diprediksi Berlanjut
Liew Kong Qian, Head of Investments di PT Eastspring Investments Indonesia, menilai volatilitas akan tetap tinggi hingga akhir tahun. Faktor utama yang perlu diperhatikan:
Berakhirnya masa jeda tarif AS, terutama terhadap Tiongkok dan negara mitra lainnya.
Konflik geopolitik di Timur Tengah yang memburuk dengan keterlibatan langsung Amerika Serikat.
Risiko pelemahan PDB nasional dan potensi penurunan ekspor ke AS dan Tiongkok.
Kekhawatiran defisit transaksi berjalan akibat melemahnya sektor perdagangan.
"Investor perlu cermat mencermati risiko eksternal dan domestik. Sentimen global bisa memukul ekonomi dan pasar modal kita," ujar Liew, Kamis (19/6/2025).
Waspadai Volatilitas, Cermati Sektor Komoditas & Teknologi
Meskipun IHSG dalam tekanan, sektor-sektor tertentu seperti energi dan teknologi masih menunjukkan kekuatan. Investor disarankan fokus pada saham defensif dan berbasis komoditas sambil mencermati dinamika global.*
(b/j006)
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan gratifikasi senilai miliaran rupiah yang terjadi
NasionalYOGYAKARTA Ahli hukum administrasi negara dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Wiryawan Chandra, menilai mantan Presiden Joko Widodo (Jok
PolitikPYONGYANG Pemerintah Korea Utara mengeluarkan pernyataan keras terhadap aksi militer Amerika Serikat (AS) yang menyerang tiga fasilitas
InternasionalIRAN PT Pertamina (Persero) mulai mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi dampak serius dari potensi penutupan Selat Hormuz oleh I
EkonomiMEDAN Ribuan warga Lingkungan 16, 17, dan 20 Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, melakukan aksi blokade Jalan Alu
NasionalSIBOLGA Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara Ke79 Tahun 2025, Polres Sibolga menggelar upacara ziarah rombongan dan tabur bunga di
NasionalJAKARTA Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kian meningkat menyusul serangan Amerika Serikat yang bergabung dengan Israel terhadap tiga
EkonomiSIBOLGA Menyambut Hari Bhayangkara ke79 yang jatuh pada 1 Juli 2025, Polres Sibolga menggelar kegiatan Bakti Kesehatan Donor Darah di Aul
NasionalBATU BARA Bupati Batu Bara Bapak H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si sangat menegaskan kepada seluruh ASN Pemerintah Kabupaten Batu Bara agar b
PemerintahanJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa Arso Sadewo (AS), Komisaris Utama PT Inti Alasindo Energy (IAE), sebagai saksi d
Nasional