BREAKING NEWS
Sabtu, 30 Agustus 2025

Gaji Besar Bukan Jaminan Bahagia: Ini 3 Alasan Kenapa Uang Tak Selalu Membawa Kepuasan

Justin Nova - Minggu, 06 Juli 2025 16:21 WIB
Gaji Besar Bukan Jaminan Bahagia: Ini 3 Alasan Kenapa Uang Tak Selalu Membawa Kepuasan
gambar ilustrasi sedang sedih (foto: AI/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA -Banyak orang mengira bahwa gaji besar adalah kunci utama kebahagiaan. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian.

Meski penghasilan naik berkali lipat, rasa hampa dan ketidakpuasan kerap menghantui. Lalu, apa sebenarnya yang membuat kita benar-benar bahagia?

Berdasarkan penelitian Kahneman dan Deaton (2010) berjudul High Income Improves Evaluation of Life but Not Emotional Well-being, pendapatan tinggi memang meningkatkan penilaian seseorang terhadap hidupnya secara keseluruhan, tetapi tidak otomatis membuatnya merasa lebih bahagia secara emosional setiap hari.

Baca Juga:

Berikut tiga alasan utama mengapa gaji besar belum tentu membuat bahagia:

Baca Juga:

Uang Tak Bisa Beli Kesehatan Mental

Kesehatan mental tetap menjadi faktor utama kebahagiaan. Menurut Clark (2003) dalam penelitian Unhappiness and Unemployment, tekanan psikologis yang dialami seseorang tidak selalu bisa diselesaikan dengan uang. Bahkan, orang dengan gaji besar kerap merasa tidak puas karena beban kerja yang tinggi.

Kehilangan Waktu Sosial dan Diri Sendiri

Deci dan Ryan (2000) dalam The "What" and "Why" of Goal Pursuits menyebutkan bahwa tujuan hidup yang terlalu fokus pada materi dapat mengurangi kepuasan jangka panjang. Waktu yang cukup untuk keluarga, teman, dan diri sendiri sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan seseorang.

Evaluasi Ulang Tujuan Hidup

Gaji besar memang sah-sah saja, tetapi penting untuk merenungkan apakah pekerjaan yang dijalani memberikan makna dan apakah waktu untuk menikmati hidup sudah cukup. Kebahagiaan sering datang dari keseimbangan antara pekerjaan, hubungan, dan waktu untuk diri sendiri.

Gaji besar bukanlah segalanya. Kebahagiaan sejati lebih dipengaruhi oleh kualitas hubungan, tujuan hidup yang bermakna, dan waktu yang kita miliki untuk menikmati hidup.

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Merawat Kesehatan Mental: Tanggung Jawab Bersama yang Sering Diabaikan
Indonesia Ungguli AS dan Jepang, Jadi Negara Paling Makmur di Dunia Versi Global Flourishing Study 2025
Reza Gladys Ungkap Perjuangan Ibunda yang Alami Gangguan Jiwa: “Aku Bangga Dilahirkan oleh Ibu Aku”
Burnout Bukan Sekadar Stres: Alarm Kesehatan Mental Serius di Kalangan Pekerja Kemanusiaan
Generasi (C)emas
J-Hope Ungkap Masa Tersulit BTS: Kelelahan Mental Puncak Kesuksesan
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru