BREAKING NEWS
Senin, 28 Juli 2025

Harga Emas Antam Turun Rp6.000, Tekanan dari Global & Kebijakan Trump Jadi Sentimen Negatif

Adelia Syafitri - Rabu, 16 Juli 2025 09:05 WIB
121 view
Harga Emas Antam Turun Rp6.000, Tekanan dari Global & Kebijakan Trump Jadi Sentimen Negatif
Ilustrasi. (foto: logam mulia)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Harga emas batangan Logam Mulia Antam turun hari ini, Rabu (16/7/2025), seiring dengan tren pelemahan harga emas dunia.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat harga emas 1 gram turun Rp6.000 menjadi Rp1.908.000/gram, dibandingkan harga Selasa (15/7).

Sementara itu, harga buyback atau pembelian kembali oleh Antam juga ikut turun Rp6.000 menjadi Rp1.752.000/gram.

Baca Juga:

Penurunan harga emas Antam ini dipengaruhi oleh kondisi eksternal, utamanya dinamika global seperti tensi dagang AS, rencana tarif bea masuk baru, serta rilis data inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan.

Baca Juga:

Daftar Harga Emas Logam Mulia Antam Hari Ini (16 Juli 2025):

0,5 gr : Rp1.007.000

1 gr : Rp1.914.000

2 gr : Rp3.768.000

3 gr : Rp5.627.000

5 gr : Rp9.345.000

10 gr : Rp18.635.000

25 gr : Rp46.462.000

50 gr : Rp92.845.000

100 gr : Rp185.612.000

250 gr : Rp463.765.000

500 gr : Rp927.320.000

1.000 gr : Rp1.854.600.000

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di level US$ 3.327/troy ons, turun 0,47% dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam dua hari terakhir, harga terpangkas hingga 0,89%, menandai tren korektif.

Pelemahan ini terjadi seiring meningkatnya risiko global, salah satunya akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang sempat mengancam menaikkan tarif hingga 32% untuk barang dari Indonesia.

Namun, kesepakatan terbaru menyebutkan Indonesia hanya akan dikenai tarif 19%, setelah negosiasi langsung dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

Selain itu, AS juga mendapat komitmen pembelian dari Indonesia atas produk energi (US$15 miliar), pertanian (US$4,5 miliar), serta pembelian 50 unit pesawat Boeing.

Namun, kesepakatan dagang ini justru membawa sinyal meredanya kekhawatiran global, membuat investor mulai menarik dana dari aset aman seperti emas, dan beralih ke instrumen berisiko yang lebih menguntungkan.

Rilis data inflasi AS pada Juni menjadi faktor tambahan yang membebani emas.

Inflasi tahunan naik ke 2,7% yoy, sementara inflasi inti mencapai 2,9% yoy, keduanya lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Kondisi ini menimbulkan spekulasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan menunda rencana penurunan suku bunga, sehingga membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), menjadi kurang menarik.*

(bb/a008)

Editor
: Raman Krisna
Tags
komentar
beritaTerbaru