BREAKING NEWS
Sabtu, 20 Desember 2025

5,9 Juta Bisnis Indonesia Mulai Adopsi AI, Tapi Masih Kekurangan Talenta Digital

- Kamis, 14 Agustus 2025 08:51 WIB
5,9 Juta Bisnis Indonesia Mulai Adopsi AI, Tapi Masih Kekurangan Talenta Digital
Ilustrasi. (foto: AI/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Krisis talenta digital menjadi tantangan utama. Sebanyak 57 persen pelaku bisnis mengaku menghadapi kekurangan tenaga ahli yang mampu mengoperasikan teknologi AI, padahal kebutuhan akan keterampilan digital ini semakin meningkat.

"Banyak perusahaan telah memiliki teknologi dan visi, namun kekurangan SDM yang mampu mewujudkan hal tersebut. Ini menjadi perhatian serius untuk daya saing Indonesia," tambah Anthony.

Di sisi positif, bisnis yang telah mengadopsi AI melaporkan manfaat nyata. Sebanyak 59 persen bisnis mengalami peningkatan pendapatan rata-rata 16 persen, dan 68 persen menyatakan produktivitas meningkat signifikan.

Selain itu, penghematan biaya yang tercapai rata-rata sebesar 29 persen memungkinkan perusahaan melakukan investasi lanjutan, seperti peningkatan layanan pelanggan dan pelatihan karyawan.

AWS sendiri berkomitmen menjadi mitra strategis Indonesia dalam perjalanan transformasi digital.

Sejak 2021, AWS telah menginvestasikan 5 miliar dolar AS untuk pembangunan pusat data di Jakarta yang mendukung keamanan data dan kelancaran pemanfaatan teknologi cloud.

Investasi ini diprediksi mampu menciptakan puluhan ribu lapangan kerja dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Program pelatihan dan pengembangan talenta digital pun terus digalakkan melalui berbagai inisiatif, termasuk AWS Skill Builder, AWS Educate, serta kerja sama dengan pemerintah dan institusi pendidikan.

Program Terampil di Awan menjadi salah satu contoh nyata dalam meningkatkan kemampuan digital masyarakat di 26 provinsi di Indonesia.

Dengan langkah strategis tersebut, diharapkan kesenjangan pemanfaatan AI dapat diminimalisir sehingga teknologi ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.*

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru