BREAKING NEWS
Rabu, 05 November 2025

Rupiah Melemah Tajam ke Rp16.408/US$, Jadi Mata Uang Terlemah di Asia Hari Ini

- Selasa, 09 September 2025 09:31 WIB
Rupiah Melemah Tajam ke Rp16.408/US$, Jadi Mata Uang Terlemah di Asia Hari Ini
Ilustrasi. (foto: vocazine)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah signifikan pada perdagangan Selasa (9/9).

Rupiah sempat menyentuh level Rp16.408 per dolar AS, turun 0,64% dibandingkan penutupan kemarin.

Seiring berjalannya waktu, tekanan terhadap rupiah kian dalam, bahkan sempat terdepresiasi hingga 1,03% pada pukul 09:08 WIB.

Pelemahan ini menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di Asia hari ini, sementara mata uang utama Asia lainnya justru menguat di tengah tren pelemahan dolar AS.

Kondisi ini kontras dengan performa Dollar Index, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama dunia, yang justru melemah 0,13% ke posisi 97,326, level terendah sejak 23 Juli 2025.

Pelemahan dolar AS dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed).

Berdasarkan data CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan 25 basis poin (bps) ke level 4–4,25% dalam rapat FOMC bulan ini mencapai 89,4%, sementara peluang pemangkasan 50 bps ke 3,75–4% sebesar 10,6%.

Faktor pendorong lainnya adalah data non-farm payroll AS yang mengecewakan.

Pada Agustus, hanya tercipta 22.000 lapangan kerja baru, jauh di bawah ekspektasi 75.000 dan angka bulan sebelumnya yang mencapai 79.000.

Sementara tingkat pengangguran naik ke 4,2%, tertinggi sejak Oktober 2021.

Secara teori, kondisi ini seharusnya menguntungkan mata uang emerging markets seperti rupiah.

Namun, situasi di dalam negeri menjadi penahan laju penguatan.

Menurut analis, pelemahan rupiah lebih banyak disebabkan oleh sentimen dalam negeri, terutama pasca reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto.

Keputusan mengganti Sri Mulyani Indrawati dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan disambut dengan kehati-hatian oleh pelaku pasar.

"Walaupun Purbaya Yudhi Sadewa merupakan ekonom berpengalaman di pasar maupun pemerintahan, kepercayaan investor, terutama asing, terhadap beliau masih belum terbentuk," tulis riset Mega Capital Sekuritas, Selasa (9/9).

Efek langsungnya terlihat pada pasar obligasi. Kemarin, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun naik ke 6,39%, sementara yield SBN tenor 2 tahun dan 5 tahun masing-masing naik ke 5,4% dan 5,76%, mengindikasikan tekanan jual dari investor.

Kondisi ini membuat rupiah tersudut, meskipun secara global, tekanan terhadap dolar AS sedang meningkat.

Mega Capital Sekuritas memperkirakan, nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.350–16.450 per dolar AS, dengan proyeksi tekanan masih akan bertahan setidaknya hingga akhir pekan.

"Intervensi Bank Indonesia (BI) akan tetap kuat untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan menopang ekspektasi pemangkasan suku bunga BI Rate di tengah ketidakpastian global dan domestik," lanjut laporan tersebut.

Penguatan kembali rupiah sangat bergantung pada stabilitas politik-ekonomi dalam negeri dan kejelasan arah kebijakan fiskal dan moneter, pasca transisi di jajaran kementerian strategis.*

(bb/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru