BREAKING NEWS
Jumat, 12 September 2025

Indonesia Turun ke Peringkat 7 dalam Chainalysis Global Crypto Adoption Index 2025

Raman Krisna - Kamis, 11 September 2025 16:03 WIB
Indonesia Turun ke Peringkat 7 dalam Chainalysis Global Crypto Adoption Index 2025
ILUSTRASI (foto: gatra)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA - Indonesia menempati peringkat ke-7 dalam laporan Chainalysis Global Crypto Adoption Index 2025, turun dari posisi ke-3 pada tahun sebelumnya.

Posisi Indonesia kini kalah dari Amerika Serikat, Vietnam, India, Pakistan, Nigeria, dan Brasil yang masuk ke dalam sepuluh besar negara dengan adopsi kripto tertinggi di dunia.

Calvin Kizana, CEO Tokocrypto, menyampaikan bahwa penurunan peringkat ini mencerminkan tantangan baru bagi Indonesia untuk mempertahankan momentum pertumbuhan adopsi aset digital. "Indonesia masih kuat di segmen ritel dan DeFi, namun bobot segmen ini dipangkas dalam metodologi baru, sehingga kontribusi Indonesia tampak lebih kecil," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (11/9).

Baca Juga:

Chainalysis menambahkan sub-indeks baru pada tahun ini yang menilai aktivitas institusional, khususnya transaksi bernilai di atas 1 juta dolar AS. Negara dengan ekosistem finansial matang seperti AS, India, dan Brasil mendapatkan dorongan besar dari partisipasi institusi, termasuk hadirnya produk ETF Bitcoin spot.

Menurut Calvin, Indonesia perlu mempercepat pengembangan segmen institusional agar dapat bersaing secara global. "Kami telah meluncurkan layanan Tokocrypto Prestige untuk mendukung investor institusional dan high-net-worth individuals, sebagai upaya memperkuat kontribusi Indonesia," jelasnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat untuk mempercepat transformasi ekosistem kripto di Indonesia. "Regulasi yang pro-pertumbuhan dan kehadiran produk ETF lokal menjadi kunci agar Indonesia kembali ke lima besar dunia," tambahnya.

Meski menurun, posisi Indonesia tetap strategis karena potensi integrasi kripto dengan ekosistem Web3, dukungan perbankan digital, serta penetrasi teknologi finansial yang luas. Calvin mengingatkan pentingnya peningkatan literasi keuangan digital agar kripto tidak hanya dipandang sebagai instrumen perdagangan, tetapi juga sebagai inovasi dan pengembangan ekonomi digital.

"Penurunan ini bukan akhir, melainkan awal babak baru untuk mendorong ekosistem kripto yang lebih matang dan berdaya saing global," tutup Calvin.*

(J006)

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Harga Kripto 16 Juli 2025: Bitcoin Melemah Tipis, Altcoin Masih Menghijau
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru