JAKARTA — Anggota Komisi XII DPR RI, Jalal Abdul Nasir, menyampaikan perhatian serius terkait insiden kebakaran yang kembali terjadi di KilangPertamina Refinery Unit (RU) II Dumai.
Ia menilai peristiwa ini menjadi sinyal kuat perlunya transformasi menyeluruh dalam sistem operasional dan keselamatan kerja di perusahaan pelat merah tersebut.
"Pertamina harus sangat berbenah. Kebakaran kilang tidak boleh lagi dianggap sebagai hal yang biasa. Ini persoalan serius yang menyangkut keselamatan, keamanan energi nasional, dan kepercayaan publik. Harus dihentikan selamanya," tegas Jalal dalam pernyataan resminya, Sabtu (4/10).
Jalal menyoroti adanya kelemahan sistemik dalam penerapan standar operasional prosedur (SOP) dan sistem pengamanan kilang yang berujung pada insiden kebakaran berulang.
Ia menegaskan bahwa pendekatan parsial selama ini tidak cukup untuk menjamin keamanan fasilitas.
"SOP dan sistem otomatis pengamanan kilang harus sangat dikuatkan dan ditingkatkan. Pertamina harus memiliki sistem deteksi dini dan pemadam otomatis yang bekerja cepat dan akurat. Tidak boleh lagi bergantung pada reaksi manual yang lambat," ujar Jalal.
Untuk mencegah insiden serupa terulang, Jalal memaparkan lima langkah strategis yang wajib diimplementasikan oleh Pertamina: - Melakukan audit menyeluruh terhadap SOP keselamatan dan operasional di seluruh fasilitas kilang minyak. - Mengadopsi teknologi otomatis untuk deteksi kebocoran, pemicu sistem pemadam kebakaran, dan shutdown darurat secara cepat. - Melaksanakan simulasi dan pelatihan berkala guna meningkatkan kesiapsiagaan seluruh personel menghadapi potensi insiden. - Menerapkan transparansi dan akuntabilitas, khususnya saat terjadi pelanggaran atau kelalaian prosedur keselamatan. - Berkolaborasi dengan lembaga pengawas independen dan otoritas keselamatan nasional guna memastikan pengawasan berjalan objektif.
Jalal juga menekankan pentingnya membangun budaya keselamatan kerja sebagai nilai inti di lingkungan Pertamina.
Menurutnya, hal ini merupakan fondasi utama untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap perusahaan BUMN strategis ini.
"Budaya keselamatan harus menjadi DNA setiap pekerja. Tidak ada kompromi terhadap keselamatan," tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa insiden kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga berpotensi mengorbankan nyawa, mengganggu pasokan energi nasional, serta menurunkan citra perusahaan di mata masyarakat.
"Negara dan masyarakat membutuhkan Pertamina yang kuat, profesional, dan aman. Jangan sampai kejadian berulang ini menurunkan kredibilitas dan semangat nasionalisme dalam menjaga energi bangsa," tambahnya.