BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

Menaker Yassierli: Kemandirian Ekonomi Butuh SDM Kompetitif dan Hubungan Industrial Harmonis

Raman Krisna - Sabtu, 04 Oktober 2025 19:15 WIB
Menaker Yassierli: Kemandirian Ekonomi Butuh SDM Kompetitif dan Hubungan Industrial Harmonis
Menaker, Yassierli saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional bertema Industri Manufaktur Indonesia Terkini: Menavigasi Tantangan Berdasarkan Indeks PMI, yang digelar oleh KSPSI di Bekasi, Jumat (3/10).. (foto: yassierli/ig)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BEKASI — Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, menegaskan bahwa kemandirian ekonomi nasional hanya dapat terwujud apabila didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif serta hubungan industrial yang harmonis.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk mandiri dalam produksi industri sehingga tidak perlu bergantung pada impor.

"Kalau orang Indonesia bisa membuat baju, sepatu, hingga komponen otomotif, maka kita tidak perlu lagi produk dari luar negeri. Inilah esensi substitusi impor yang harus kita dorong," ujar Yassierli saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional bertema Industri Manufaktur Indonesia Terkini: Menavigasi Tantangan Berdasarkan Indeks PMI, yang digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Bekasi, Jumat (3/10).

Baca Juga:

Menaker Yassierli menekankan bahwa pembangunan industri tidak boleh hanya berorientasi ekspor semata, tetapi harus pula memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga.

Tanpa adanya daya beli yang kuat, pertumbuhan industri berpotensi menimbulkan ketergantungan baru yang tidak memberikan manfaat langsung bagi rakyat.

Di sisi lain, Yassierli mengakui tantangan ketenagakerjaan saat ini masih didominasi oleh tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan SMA/SMK, sementara kebutuhan industri semakin menuntut keterampilan berbasis teknologi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah terus mendorong peningkatan kompetensi SDM melalui pelatihan, pemagangan, dan program teaching factory agar tenaga kerja Indonesia dapat lebih adaptif dan berdaya saing di era global.

"Dialog konstruktif antara serikat pekerja dan pengusaha juga sangat kami apresiasi. Mereka tidak hanya membahas soal upah, tetapi juga masa depan industri dan kesejahteraan pekerja," tambah Yassierli.

Ia menekankan bahwa kolaborasi antara serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah menjadi kunci untuk membangun ekosistem ketenagakerjaan yang adil dan produktif dalam menghadapi tantangan global.

Sementara itu, Ketua Umum KSPSI, Jumhur Hidayat, menyoroti bahwa pembangunan industri harus dibarengi dengan peningkatan daya beli masyarakat agar produk dalam negeri dapat terserap dengan baik di pasar domestik.

Ia juga mengingatkan pentingnya pengolahan sumber daya alam secara maksimal untuk memberi nilai tambah, bukan hanya mengekspor bahan mentah.

"Anggaran pelatihan tenaga kerja Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Jika anggaran pelatihan dapat ditingkatkan secara signifikan, maka industri kita akan semakin kuat dan tenaga kerja menjadi lebih terampil," ujarnya.

Editor
: Raman Krisna
0 komentar
Tags
beritaTerkait
10 Provinsi Paling Ramai Dikunjungi Wisatawan Agustus 2025, Sumut di Posisi Keberapa?
Magang Hub Kemnaker 2025 Resmi Dibuka, Ini Jadwal, Syarat, dan Manfaatnya
Kebakaran Kilang Kembali Terjadi, DPR: Pertamina Harus Berbenah!
Penerimaan Pajak Kripto RI Tembus Rp1,61 Triliun hingga Agustus 2025, Indodax Sumbang Setengahnya
Shutdown AS Mengguncang Dunia: Apa Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia?
Misbakhun Tegur Purbaya soal Polemik Subsidi LPG: Fokus Benahi Tata Kelola, Bukan Urusi Teknis
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru