BREAKING NEWS
Jumat, 24 Oktober 2025

BI Lakukan Intervensi Intensif untuk Kendalikan Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Raman Krisna - Jumat, 24 Oktober 2025 20:10 WIB
BI Lakukan Intervensi Intensif untuk Kendalikan Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Sejak tahun 1946 bank sentral yang ada di Indonesia adalah BNI, namun saat ini bank sentral di Indonesia adalah BI.(Foto: Priyombodo)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTABank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah dinamika pasar keuangan global yang penuh ketidakpastian.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan bahwa BI terus melakukan intervensi secara aktif, baik di pasar domestik maupun internasional, untuk memastikan volatilitas Rupiah tetap terkendali.

"Intervensi akan dilakukan apapun yang diperlukan. Ini kita lakukan tidak hanya di satu pasar saja, dengan intervensi spot tapi juga melalui pasar forward, di pasar domestik, maupun di luar negeri (offshore)," ujar Juli Budi Winantya dalam pelatihan wartawan, Jumat (24/10/2025).

Baca Juga:

Menurut Juli, strategi tersebut tidak hanya bertujuan menjaga stabilitas jangka pendek, tetapi juga memastikan Rupiah tetap berada dalam kisaran fundamentalnya.

BI juga memanfaatkan mekanisme Dana Hasil Ekspor (DHE) untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran valuta asing.

"Jadi, hasil ekspor masuk ke rekening khusus. Dengan struktur terbaru ini, eksportir melakukan konversi sehingga tidak ada kewajiban lagi untuk mereka, dan uangnya beralih ke dolar. Mekanisme ini membantu menambah suplai valas," jelasnya.

Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk memastikan prospek stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga ke depan.

Namun, upaya BI 'mati-matian' menjaga Rupiah tercermin dari posisi cadangan devisa (cadev). Pada akhir September 2025, cadangan devisa tercatat sebesar US$148,7 miliar, menurun sekitar US$2 miliar dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$150,7 miliar.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa aliran modal asing yang keluar dari Indonesia memaksa BI mengandalkan cadangan devisa untuk menstabilkan Rupiah.

"Sejak September 2025 hingga 20 Oktober 2025, investasi portofolio tercatat net outflows sebesar US$5,26 miliar, yang mengharuskan BI melakukan intervensi dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah," kata Perry dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur BI secara daring, Rabu (22/10/2025).

Dengan langkah-langkah tersebut, BI menegaskan kesiapannya menjaga Rupiah tetap stabil, meski menghadapi tekanan pasar global yang terus bergejolak.*

Editor
: Mutiara
0 komentar
Tags
beritaTerkait
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru