JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali menguat pada perdagangan Senin (24/11) setelah menutup pekan lalu dengan kenaikan tipis.
Secara teknikal, IHSG diproyeksikan bergerak di kisaran support 8.335-8.366 dan resistance 8.442-8.478.
"Pola pergerakan indeks menunjukkan peluang penguatan, namun investor perlu memperhatikan fluktuasi cepat yang bisa muncul," ujar analis BRI Danareksa Sekuritas, Reza.
Sentimen global akan banyak dipengaruhi oleh data ekonomi Amerika Serikat, termasuk Producer Price Index (PPI) dan penjualan ritel.
Keduanya menjadi acuan pasar dalam membaca arah kebijakan suku bunga The Fed.
"Data lebih tinggi dari ekspektasi bisa menegaskan narasi hawkish. Sebaliknya, jika melemah, pasar bisa melihat peluang pelonggaran," kata Reza.
Di sisi domestik, sejumlah aksi korporasi besar menjadi sorotan investor.
Mulai dari right issue hingga akuisisi, dinamika tersebut dinilai cukup dominan dalam mendorong pergerakan sektor tertentu.
Rebalancing MSCI November 2025 juga diprediksi menambah volatilitas, khususnya pada saham yang masuk atau keluar indeks.
Sektor perbankan, CPO, dan perusahaan yang tengah melakukan aksi korporasi berpotensi memimpin penguatan IHSG dalam waktu dekat.
Strategi akumulasi bertahap pada saham berfundamental kuat, terutama yang sensitif terhadap likuiditas dan sentimen jangka pendek, masih dianggap optimal.
"Pekan ini volatilitas bisa meningkat, jadi momentum pergerakan cepat dapat dimanfaatkan untuk trading terukur," tutup Reza.*