Reza Gladys Ungkap Perjuangan Ibunda yang Alami Gangguan Jiwa: “Aku Bangga Dilahirkan oleh Ibu Aku”

JAKARTA - Dokter sekaligus figur publik Reza Gladys akhirnya buka suara terkait kabar ibundanya yang mengalami gangguan jiwa.

Dalam tayangan podcast Denny Sumargo, Reza dengan tulus mengakui kondisi sang ibu dan mengungkapkan rasa hormat serta bangganya.

"Bukannya aku tidak mau mengakui atau menutupi, dia adalah orang tua aku, dia yang membesarkan aku, dan aku bangga telah dilahirkan dari ibu aku sendiri," ujar Reza, Rabu (6/8/2025).

Baca Juga:

• Fitri Salhuteru Ungkap Alasan Putuskan Persahabatan dengan Nikita Mirzani: “Terlalu Suka Membully”
• Di Hadapan Majelis Hakim, Dokter Oky Pratama Bantah Sarankan Reza Gladys Suap Nikita Mirzani

Reza menegaskan bahwa meski sempat mengalami kemunduran akibat tekanan mental, sang ibu kini dalam perawatan dan menunjukkan kemajuan, terutama setelah terlibat konflik yang menyeret nama Nikita Mirzani.

"Dengan kejadian seperti ini, mama kena mental lagi. Namun, alhamdulillah bisa sedikit membaik. Mama dirawat sama kita," tambahnya.

Baca Juga:

• Nikita Mirzani Ngamuk di Sidang, Tolak Balik ke Tahanan Sebelum Rekaman Soal Reza Gladys Diputar!
• Ricuh di Sidang Nikita: Tudingan ke Reza Gladys hingga Media Dihalangi Meliput

Reza juga mengungkap masa kecilnya yang berat. Ia dan adiknya, Krisjiana Baharudin, dibesarkan oleh kakek dan nenek karena orang tuanya bercerai. Ibunda Reza harus berjuang seorang diri mencari nafkah demi pendidikan anak-anaknya.

"Mungkin ibu aku mengalami gangguan jiwa, depresi. Saat itu aku masih kecil, bingung harus seperti apa," tuturnya.

Meski mengalami gangguan jiwa, sang ibu tetap berjuang hingga Reza berhasil meraih gelar dokter. Namun, saat kondisi ibundanya semakin parah, kakek dan nenek Reza yang menjadi wali nikahnya.

"Aku dinikahkan sama kakek dan nenek aku untuk bisa menikah, bukan sama mamaku," ungkap Reza.

Dalam kesempatan yang sama, Krisjiana Baharudin, adik Reza, juga mengisahkan bahwa awal mula depresi sang ibu dipicu oleh perceraian dan kebangkrutan ekonomi.

"Mamanya teteh itu memang orang berduit pada awalnya. Tapi setelah bangkrut, semua tekanan datang bersamaan, dan mama jadi depresi," ujar Krisjiana.

"Setelah mama aku (biologis) meninggal, aku tinggal bersama teteh dan memanggil mamanya teteh dengan sebutan mama juga," tambahnya.*