BREAKING NEWS
Kamis, 26 Juni 2025

Wakil Ketum Mui Seharusnya Luhut Yang Angkat kaki Dari Nkri Bukan Pengkritik

BITVonline.com - Minggu, 17 Maret 2024 06:13 WIB
91 view
Wakil Ketum Mui Seharusnya Luhut Yang Angkat kaki Dari Nkri Bukan Pengkritik
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta– Kritik terhadap pemerintah telah mencapai puncaknya, dengan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Anwar Abbas, mengecam keras pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang menyiratkan bahwa para kritikus pemerintah seharusnya meninggalkan Indonesia.

Dalam pernyataannya yang membangkitkan pro dan kontra, Buya Anwar menegaskan bahwa sikap seperti itu merusak semangat demokrasi yang dianut negara ini sejak awal kemerdekaan. “Pandangan dan sikap seperti itu menunjukkan pemerintah terkesan menjadi absolut,” ujar Buya Anwar, menegaskan bahwa kritik merupakan bagian penting dari dinamika demokrasi.

Kritik terhadap pemerintah bukanlah semata-mata untuk menjatuhkan, namun sebagai bentuk partisipasi aktif dalam membangun negara. Namun, pernyataan Luhut yang menegaskan bahwa segala yang dikerjakan pemerintah adalah benar, mencerminkan ketidakterbukaan terhadap sudut pandang lain.

Baca Juga:

“Sudah saatnya pemimpin menyadari bahwa pemerintah membutuhkan kritik untuk berkembang,” tegas Buya Anwar, menyoroti bahwa keberagaman pandangan merupakan aset berharga dalam pembangunan bangsa.

Menurut Buya Anwar, jika kebijakan ini terus dipertahankan, Indonesia bisa tergelincir dari jalur demokrasi menjadi negara otoriter yang menindas kritik. “Kita harus waspada terhadap upaya untuk membungkam kritik dan dialog,” tambahnya.

Baca Juga:

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan tidak menanggapi langsung kritik yang dilontarkan Buya Anwar. Namun, dalam acara Business Matching 2024 di Bali, Luhut menegaskan pentingnya kritik yang membangun, namun juga menegaskan bahwa kritik yang hanya mencaci maki tidak produktif.

Perdebatan ini memunculkan pertanyaan mendasar tentang arah demokrasi Indonesia ke depan. Apakah pemerintah akan terbuka terhadap kritik konstruktif atau akan terus mempertahankan sikap otoriter? Pertanyaan ini menjadi pangkal dari diskusi yang semakin intensif tentang masa depan negara ini.

Sebagai warga negara, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga semangat demokrasi dan kebebasan berekspresi. Sikap pemerintah dalam menghadapi kritik akan menjadi cermin bagi kemajuan demokrasi di Indonesia.

(TIM RED)

beritaTerkait
Trump: Tak Ada Uranium yang Dipindahkan, CNN Sebar Disinformasi?
Koding dan AI Masuk Kurikulum Pilihan, Mulai Diberlakukan untuk Siswa Kelas 5 SD hingga SMA
Ganjar, Djarot hingga Krisdayanti Hadiri Sidang Hasto Kristiyanto di Tipikor
Ridwan Kamil Gugat Balik Lisa Mariana Rp 105 Miliar, Sebut Nama Baik Keluarga Tercemar
Tolak Tambang Emas, Warga Pameu Aceh Tengah Bangkit Lindungi Alam dan Warisan Leluhur
Viral! Terapi Mandi Pasir Hitam di Pantai Syiah Kuala Banda Aceh Ramai Dikunjungi
komentar
beritaTerbaru