Jakarta – Modus penipuan online terus berkembang, salah satunya melalui Telegram. Para penipu kini memanfaatkan tawaran palsu Telegram Premium untuk memperoleh informasi akun dari para korbannya. Menurut laporan dari Kaspersky, penipuan ini terdeteksi terjadi secara global dengan melibatkan berbagai bahasa.
Pakar keamanan Kaspersky, Olga Svistunova, menjelaskan bahwa skema phishing yang menggunakan tema Telegram Premium telah diamati dalam beberapa bahasa. Ini menunjukkan bahwa pelaku penipuan beroperasi secara global, dan meskipun belum merambah ke wilayah tertentu, ada kemungkinan penipuan ini bisa sampai ke sana. Salah satu modusnya, penipu mengirim pesan yang terlihat berasal dari kontak korban, yang kemungkinan besar sudah diretas sebelumnya.
Pesan tersebut berisi tawaran langganan Telegram Premium beserta link phishing di bagian bawahnya yang mengarahkan korban untuk masuk ke Telegram. Setelah korban mengklik link tersebut dan memasukkan kredensial atau memindai kode, penipu bisa mengakses akun Telegram korban. Dengan cara ini, pelaku dapat mengakses detail login, password, dan autentikasi korban.
Modus lainnya adalah dengan mengirimkan link palsu melalui email yang berisi tawaran Telegram Premium. Namun, link tersebut akan mengarahkan korban ke situs phishing yang mengumpulkan data pribadi. Svistunova mengingatkan agar tetap berhati-hati dan skeptis terhadap penawaran yang tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, terutama selama musim liburan.
Ia juga menyarankan untuk memperbarui pengaturan keamanan dan privasi Telegram serta memastikan perangkat Anda dilengkapi dengan solusi keamanan yang kuat. Kaspersky memberikan sejumlah tips untuk menghindari penipuan Telegram Premium palsu, antara lain: