Presiden Prabowo Pastikan Pemerintah Hadir dalam Restrukturisasi Utang Whoosh
JAKARTA Presiden Prabowo Subianto memastikan pemerintah hadir dalam mencari solusi atas persoalan utang proyek kereta cepat JakartaBa
Pemerintahan
JAKARTA -Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap telah melakukan pemantauan terhadap dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di lingkungan Oriental Circus Indonesia (OCI) sejak tahun 1997.
Temuan tersebut menyangkut pelanggaran terhadap hak anak, khususnya mereka yang menjadi pemain sirkus di Sarua, Bogor, Jawa Barat.
Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, menyatakan bahwa pihaknya menemukan empat bentuk dugaan pelanggaran HAM dalam kasus ini, yakni:
- Hak anak untuk mengetahui asal-usul dan identitas,
- Kebebasan dari eksploitasi ekonomi,
- Hak atas pendidikan umum yang layak,
- Hak atas perlindungan keamanan dan jaminan sosial.
"Komnas HAM telah menangani kasus ini sejak 1997 dan saat itu menemukan dugaan pelanggaran hak asasi manusia," ujar Uli dalam keterangannya, Jumat (18/4).
Meski kasus ini telah berlangsung selama puluhan tahun, Komnas HAM menilai belum ada penyelesaian yang tuntas.
Oleh karena itu, Komnas HAM mengeluarkan dua rekomendasi penting:
- Penyelesaian hukum atas tuntutan kompensasi bagi para mantan pemain sirkus OCI,
- Penelusuran asal-usul para mantan pemain sirkus untuk menjernihkan identitas dan hubungan keluarga mereka.
Kasus ini kembali mencuat setelah sejumlah mantan pemain sirkus OCI buka suara, salah satunya adalah Fifi, yang mengaku mengalami kekerasan ekstrem selama berada di bawah pengelolaan OCI.
Dalam kesaksiannya, Fifi menceritakan bahwa ia pernah dikurung di kandang macan, diseret, dipasung, hingga disetrum di bagian sensitifnya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui siapa orang tuanya, karena sejak bayi telah dibesarkan di lingkungan sirkus.
Belakangan, diketahui bahwa Fifi merupakan anak dari seorang pemain sirkus lain bernama Butet, yang mengaku menyerahkannya karena ketidakmampuan ekonomi saat itu.
Menanggapi tudingan tersebut, pendiri Oriental Circus Indonesia, Tony Sumampau, memberikan klarifikasi.
Ia menyebut anak-anak yang bergabung di sirkusnya sebagian besar berasal dari panti asuhan dan dibesarkan oleh keluarganya sejak usia dini, kemudian dilatih menjadi pemain sirkus.
Tony juga membantah tuduhan penculikan dan menyatakan bahwa beberapa anak tersebut berasal dari hubungan gelap, sehingga identitas orang tua kandung mereka tidak diketahui secara pasti.
Kasus ini kini menjadi sorotan publik dan lembaga penegak hukum.
Polri menyatakan akan mendalami dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus OCI jika ada laporan resmi yang masuk.*
(tb/a008)
JAKARTA Presiden Prabowo Subianto memastikan pemerintah hadir dalam mencari solusi atas persoalan utang proyek kereta cepat JakartaBa
Pemerintahan
JAKARTA Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan virus umum yang menginfeksi saluran pernapasan dan sering menimbulkan gejala batuk s
Kesehatan
JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Gubernur Riau, Abdul Wahid, beserta sembilan orang lainnya dalam operasi tangkap ta
Hukum dan Kriminal
MEDAN Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Bobby Afif Nasution, menemui massa aksi unjuk rasa buruh di depan Kantor Gubernur Sumut,
Pemerintahan
SUMATERA UTARA Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) bekerja sama dengan Real Estate Indonesia (REI) Sumut dan Asosiasi Pe
Pemerintahan
DELI SERDANG Pemerintah Kabupaten Deli Serdang terus memberikan dukungan penuh terhadap Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai program
Pemerintahan
Harga minyak goreng bersubsidi merek Minyak Kita kembali mencuat sebagai polemik di Kabupaten Batu Bara.
Pemerintahan
DELI SERDANG Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang terus mendukung pengembangan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai salah satu
Pemerintahan
SIBOLGA Jajaran Polres Sibolga berhasil mengungkap kasus dugaan pembunuhan dan penganiayaan yang menewaskan seorang mahasiswa, Arjuna Ta
Hukum dan Kriminal
PADANGSIDIMPUAN Memperingati Hari Keuangan Nasional, siswa Taman KanakKanak (TK) Kartika 149 Padangsidimpuan melakukan kunjungan edukat
Pendidikan