BREAKING NEWS
Senin, 28 Juli 2025

Dewi Astutik Diduga Otak Penyelundupan Narkoba Dua Ton, BNN: Dia Ujung Sindikat

Adelia Syafitri - Minggu, 01 Juni 2025 11:22 WIB
352 view
Dewi Astutik Diduga Otak Penyelundupan Narkoba Dua Ton, BNN: Dia Ujung Sindikat
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Identitas asli Dewi Astutik, perempuan asal Ponorogo, Jawa Timur, yang diduga terlibat dalam penyelundupan narkotika seberat dua ton, masih menjadi misteri.

Namun, Badan Narkotika Nasional (BNN) menduga buronan yang masuk dalam daftar red notice Interpol itu berada di kawasan rawan hukum, tepatnya di perbatasan Thailand, Myanmar, dan Kamboja.

Kepala Biro Humas dan Protokoler BNN Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengungkapkan, pihaknya meyakini Dewi merupakan tokoh kunci dalam jaringan narkotika tersebut.

Baca Juga:

"Jadi, Dewi ini paling ujung dari sindikat ini," ujarnya.

Dewi diduga berperan sebagai pengendali utama dalam upaya penyelundupan dua ton narkoba yang berhasil digagalkan TNI AL di Selat Durian, Kepulauan Riau, pada 13 Mei lalu.

Baca Juga:

Dalam penangkapan tersebut, aparat mengamankan satu kapal ikan berbendera Thailand yang mengangkut sabu dan kokain, dikapteni warga Thailand dan berawak empat orang asal Myanmar.

Meski alamat yang tertera di KTP milik Dewi berada di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Ponorogo, warga sekitar mengaku tak mengenal sosok tersebut.

Perangkat desa juga membenarkan bahwa nama Dewi Astutik tidak terdata sebagai warga Balong.

Dugaan sementara, Dewi menggunakan identitas milik adiknya, PA, untuk bekerja ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia sejak 2011.

Perbatasan antara Thailand, Myanmar, dan Kamboja dikenal sebagai zona rawan dan kerap disebut "wilayah tanpa hukum".

Kawasan ini menjadi tempat berlindung kelompok-kelompok milisi bersenjata dan jaringan kriminal lintas negara.

Operasi militer besar-besaran pernah dilakukan oleh Pemerintah Thailand, termasuk dengan memutus aliran listrik ke wilayah tersebut, namun keberadaan para buronan, termasuk Dewi dan Fredy Pratama, masih belum terlacak.

Fredy Pratama, gembong narkotika asal Banjarmasin, juga diduga bersembunyi di kawasan yang sama dengan Dewi.

Meski belum ada pernyataan resmi soal hubungan keduanya, Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom menyebut bahwa wilayah itu sangat sulit dijangkau karena minim pengawasan pemerintah setempat.

Fredy diketahui memiliki jaringan distribusi narkotika terbesar di Indonesia, dengan ratusan kaki tangan yang telah diamankan aparat.

Upaya pengejaran terhadap Fredy bahkan telah merambah ke tindak pidana pencucian uang, termasuk menyasar aset dan keluarga besarnya di Indonesia.

Namun, kerja sama timbal balik antara Bareskrim Polri dan kepolisian Thailand terkait penangkapan Fredy sejauh ini belum membuahkan hasil.

Sementara itu, keberadaan Dewi Astutik kini menjadi prioritas BNN dalam pengungkapan sindikat narkotika lintas negara.

Operasi lintas negara dipastikan terus digencarkan untuk mempersempit ruang gerak para pelaku.*

(sp/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru