BREAKING NEWS
Jumat, 17 Oktober 2025

Polres Jaksel Buka Isi Ponsel Anak Pembunuh Ayah dan Nenek di Cilandak: Tak Ada Hal Aneh

BITVonline.com - Rabu, 04 Desember 2024 08:18 WIB
Polres Jaksel Buka Isi Ponsel Anak Pembunuh Ayah dan Nenek di Cilandak: Tak Ada Hal Aneh
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA –Polres Metro Jakarta Selatan telah memeriksa isi handphone milik MAS (14), remaja yang diduga membunuh ayah dan neneknya di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Berdasarkan pemeriksaan, ponsel tersebut hanya berisi foto dan video lucu-lucuan serta materi pelajaran, tanpa indikasi hal mencurigakan.

“Jadi dari kasus yang terjadi kemarin, penyidik sudah membuka isi handphone. Itu yang mungkin harus kita cari di dalamnya apa saja dan menjadi barang bukti tentunya,” ujar Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, kepada wartawan, Rabu (4/12/2024).

AKP Nurma menjelaskan, hasil pemeriksaan menunjukkan ponsel yang sering digunakan MAS berisi konten normal, seperti foto dan video yang bersifat hiburan ringan hingga materi pembelajaran.

“Di dalamnya, di handphone, yang jelas tidak ada yang aneh. Ada foto, kemudian video-video yang lucu-lucuan saja. Jadi tidak ada yang janggal di mata penyidik,” ungkap Nurma.

Ia juga menegaskan tidak ada aplikasi atau hal lain yang mencurigakan pada ponsel tersebut. “Aplikasi yang lain-lain tidak ada. Jadi pure anak ini belajar, banyak pelajaran-pelajaran yang dibukanya setiap hari,” tambahnya.

Selain memeriksa ponsel, pihak kepolisian juga telah memanggil tiga saksi dari pihak sekolah MAS, termasuk kepala sekolah, guru bimbingan konseling (BP), dan dewan guru. Langkah ini dilakukan untuk menggali informasi mengenai keseharian MAS selama mengikuti proses belajar-mengajar di sekolahnya.

Kasus MAS yang berusia 14 tahun ini menjadi sorotan setelah ia diduga membunuh ayah dan neneknya di rumah mereka di kawasan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/11) dini hari. MAS bahkan sempat berupaya menyerang ibunya dalam kejadian tersebut.

Dugaan sementara menyebutkan bahwa tindakan keji ini dilakukan karena MAS mengalami tekanan mental akibat tuntutan akademis yang terlalu tinggi dari keluarganya. Informasi ini masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

Kasus ini mengundang perhatian publik dan membuka diskusi mengenai kesehatan mental remaja, terutama dalam lingkungan yang penuh tekanan.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru