BREAKING NEWS
Senin, 11 Agustus 2025

Dosen Unhas Diskors Dua Semester Usai Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi

BITVonline.com - Selasa, 19 November 2024 10:58 WIB
Dosen Unhas Diskors Dua Semester Usai Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM– Seorang dosen di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya, kini harus menerima sanksi skorsing selama dua semester. Kasus pelecehan tersebut terjadi di ruang kerja dosen pada 25 September 2024, dan terungkap setelah laporan dari korban, yang merupakan mahasiswi angkatan 2021.

Korban, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya demi keamanan, mengungkapkan bahwa insiden tersebut berawal ketika ia diminta untuk bertemu dengan terduga pelaku di ruang kerjanya untuk melakukan bimbingan. Namun, setelah perkuliahan selesai, ia mengaku berusaha untuk segera pulang. Saat itulah, dosen tersebut menahannya dan mengajaknya untuk tetap tinggal.

“Awalnya, dia memegang tangan saya. Saya memberontak dan mencoba untuk melepaskan diri. Setelah itu, dia berusaha untuk memeluk saya, namun saya menolaknya,” ujar korban saat memberikan kesaksiannya. Meski korban mencoba menolak, terduga pelaku terus memaksa.

Baca Juga:

Menurut penuturan korban, setelah beberapa saat berusaha menghindar, dosen tersebut kemudian memaksa untuk melakukan tindakan asusila. Dalam keadaan yang sangat tertekan dan takut, korban berteriak meminta untuk dilepaskan dan akhirnya dapat keluar dari ruang kerja dosen tersebut.

“Dia terus memaksa saya dan saya berteriak untuk meminta pulang,” ungkapnya. Korban merasa sangat trauma akibat perlakuan tersebut, yang membuatnya akhirnya melaporkan kejadian itu ke Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unhas.

Baca Juga:

Namun, meski sudah melapor, korban mengungkapkan kekecewaannya terhadap penanganan kasus ini. Ia merasa bahwa proses yang berjalan tidak memberikan kepastian hukum yang memadai. “Saya kecewa dengan penanganannya, saya berharap ada tindak lanjut yang lebih serius,” tuturnya.

Pihak universitas, setelah melakukan pemeriksaan internal, memutuskan untuk memberikan sanksi skorsing dua semester terhadap terduga pelaku. Namun, keputusan ini masih mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama terkait apakah sanksi tersebut cukup tegas mengingat beratnya dugaan tindakan yang dilakukan.

Sementara itu, rektor Universitas Hasanuddin, dalam konferensi persnya, menyatakan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen untuk menangani kasus kekerasan seksual dengan tegas dan mendukung korban untuk mendapatkan keadilan. Ia juga menegaskan bahwa Unhas memiliki kebijakan untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman bagi seluruh civitas akademika.

Kasus ini menambah daftar panjang insiden kekerasan seksual di lingkungan kampus yang sering kali tidak ditangani secara transparan. Sebagai tindak lanjut, sejumlah pihak mendesak agar universitas dan lembaga pendidikan lainnya mengimplementasikan kebijakan yang lebih ketat dan memberikan perhatian lebih terhadap korban kekerasan seksual. (JOHANSIRAIT)

Tags
beritaTerkait
Rondahaim Saragih Garingging: Sang Penjaga Kedaulatan Adat yang Terhapus dari Panggung Nasional
Warga Natal Dukung Polres Madina Tuntaskan Kasus Pembunuhan Siswa SMAN 1 Natal
Renovasi Sekolah Rakyat Tapsel Diduga Jadi Ajang Korupsi
Alokasi Anggaran Sekolah Rakyat Rp7 Triliun Berisiko Disalahgunakan, JPPI Beri Peringatan
IDAI Dorong Pemerintah Perluas Program Cek Kesehatan Gratis untuk Anak Putus Sekolah
Pertamina Tegaskan Tidak Toleransi Penyelewengan BBM Subsidi di Rokan Hilir
komentar
beritaTerbaru