
Serangan Rudal Iran Gempur Israel Kembali, Gencatan Senjata Gagal Terwujud?
ISRAEL Harapan gencatan senjata antara Iran dan Israel pupus sudah. Di tengah pernyataan Presiden AS Donald Trump soal kesepakatan damai, m
Internasional
JAKARTA- Seorang perempuan penumpang kereta rel listrik (KRL), Muthiana, mengalami pelecehan seksual saat melakukan perjalanan dari Stasiun Palmerah menuju Serpong pada Kamis (14/11/2024) petang. Meskipun dalam kondisi ramai namun tidak berdesakan, Muthiana merasakan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan oleh seorang penumpang pria di dalam kereta tersebut.
Muthiana menceritakan bahwa perjalanan dari Stasiun Palmerah hingga Stasiun Kebayoran berlangsung lancar tanpa masalah. Namun, saat KRL meninggalkan Stasiun Kebayoran, ia mulai merasa ada seseorang yang berdiri terlalu dekat dengannya, menyebabkan perasaan tidak nyaman.
“Saat kereta meninggalkan Stasiun Kebayoran, ada seseorang yang berdiri dan terus memepetkan tubuhnya ke saya. Awalnya saya kira hanya tas penumpang lain yang menempel, tapi lama-lama saya merasa risih,” ujar Muthiana, menceritakan kejadian tersebut pada Sabtu (16/11/2024).
Baca Juga:
Rasa tidak nyaman itu semakin jelas saat kereta melintas di sekitar Stasiun Pondok Ranji. Muthiana kemudian memutuskan untuk melawan. Ia dengan berani menyikut pelaku sambil meminta pria tersebut untuk menjaga jarak.
“Saya merasa nggak aman dan langsung menegur dia. Saya bilang, ‘Pak, jangan mepet-mepet dong’,” ungkap Muthiana.
Baca Juga:
Pada saat itu, ada seorang penumpang pria yang menjadi saksi peristiwa tersebut. Muthiana mengaku merasa syok, namun kehadiran saksi membuatnya lebih tenang dan mampu mengendalikan diri.
“Rasanya langsung ngeblank dan nggak tahu harus bagaimana. Tapi ada saksi yang melihat perbuatan pelaku, jadi saya merasa lebih kuat untuk menghadapi situasi ini,” tambahnya.
Tak hanya itu, Muthiana sempat merekam video pria yang diduga sebagai pelaku pelecehan seksual itu sebagai bukti. Meski begitu, pelaku tetap tidak menjaga jarak meskipun sudah ditegur keras.
“Aku videoin dia meskipun gemetaran banget. Ini setelah saya tegur, tapi dia masih aja mepet. Rasanya stres banget,” ujarnya.
Setelah kejadian tersebut, terduga pelaku mencoba turun di Stasiun Jurangmangu. Muthiana tidak tinggal diam, ia langsung menarik pelaku dan meminta pertolongan dari petugas di stasiun.
“Pelaku coba turun di Stasiun Jurangmangu, tapi saya langsung tarik dia dan minta tolong petugas,” katanya.
Pelaku kemudian digiring ke kantor Stasiun Jurangmangu untuk dimintai keterangan. Dalam pemeriksaan, pelaku sempat mengelak namun akhirnya mengakui perbuatannya setelah beberapa saat.
“Seperti kebanyakan pelaku, awalnya dia nggak mengaku. Tapi setelah didesak, dia bilang khilaf dan meminta maaf. Dia sibuk membela diri, tapi tidak merasa bersalah sama sekali,” ujar Muthiana.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pelaku seharusnya turun di Stasiun Sudimara, namun ia memilih turun lebih cepat setelah aksinya terungkap.
Meski pelaku sudah mengakui perbuatannya, Muthiana memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus tersebut ke jalur hukum. Ia merasa tidak perlu membawa kasus tersebut ke ranah hukum dengan sejumlah pertimbangan.
“Setelah dipertimbangkan, saya memutuskan tidak melanjutkan proses hukum. Namun, saya meminta pelaku untuk membuat surat dan video pernyataan atas perbuatannya. Ini untuk memberi efek jera,” kata Muthiana.
Menurut Muthiana, dengan adanya surat pernyataan dan video dari pelaku, diharapkan bisa memberikan pelajaran bagi pelaku dan masyarakat, terutama bagi perempuan yang menggunakan transportasi umum.
“Saya ingin agar pelaku belajar dari kesalahannya dan supaya ada efek jera. Kita semua yang naik transportasi umum, terutama perempuan, pasti khawatir kalau dalam keadaan ramai dan berdesakan. Ini penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan bagi semua penumpang,” tegas Muthiana.
Kasus pelecehan seksual yang dialami Muthiana ini semakin menyoroti masalah keamanan di dalam transportasi umum, terutama bagi perempuan. Banyak pengguna transportasi umum mengeluhkan kurangnya pengawasan terhadap perilaku penumpang yang dapat mengancam kenyamanan dan keselamatan.
Para pengguna KRL dan angkutan umum lainnya diharapkan untuk lebih waspada dan melaporkan setiap tindak kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi. Petugas keamanan dan pengelola transportasi umum juga diharapkan untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan rasa aman kepada semua penumpang, terutama perempuan yang sering menjadi sasaran pelecehan. (JOHANSIRAIT)
ISRAEL Harapan gencatan senjata antara Iran dan Israel pupus sudah. Di tengah pernyataan Presiden AS Donald Trump soal kesepakatan damai, m
InternasionalBANDUNG Seorang oknum anggota kepolisian diduga melakukan penipuan terhadap sebuah toko helm di Jalan Raya Cileunyi, Kabupaten Bandung, den
Hukum dan KriminalJEMBRANA Wujud kepedulian terhadap warga yang mengalami kesulitan, Babinsa Desa Yehembang Kauh, Sertu Zainal Efendi, bersama Polprades Kade
NasionalPALUTA Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) resmi menggaungkan gerakan Jihad Melawan Maksiat sebagai bentuk komitmen menjaga
PemerintahanWASHINGTON Dunia kembali terfokus pada Timur Tengah setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara mengejutkan mengumumkan gencatan
InternasionalJAKARTA Dunia hiburan tanah air tengah dihebohkan dengan dugaan insiden penamparan yang dilakukan aktor Dimas Anggara terhadap Kiesha Alva
EntertainmentJAKARTA Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani secara resmi membuka Rapat Paripurna ke20 Masa Persidanga
NasionalMUARO JAMBI Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke79, jajaran Polres Muaro Jambi menggelar kegiatan bantuan sosial (bansos) di Rumah T
NasionalBATU BARA Harga beras di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, terus menunjukkan tren kenaikan yang cukup mencolok dalam beberapa bulan tera
EkonomiNISEL Bahkan sebagian desa terpaksa menunda pembangunan, tidak bisa membayar utang pembelian bahan material, dan terjerat konflik dengan ma
Pemerintahan