BREAKING NEWS
Sabtu, 26 April 2025

Mahasiswa Indonesia Ditahan ICE di AS, Diduga Akibat Aktivisme Politik

Adelia Syafitri - Senin, 14 April 2025 17:57 WIB
200 view
Mahasiswa Indonesia Ditahan ICE di AS, Diduga Akibat Aktivisme Politik
Aditya Wahyu Harsono serta istri dan putrinya.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

USA -Seorang mahasiswa asal Indonesia, Aditya Wahyu Harsono (33), kini tengah menghadapi proses hukum di Amerika Serikat setelah ditangkap oleh agen Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) pada 27 Maret lalu, hanya empat hari setelah visanya dicabut secara mendadak.

Penangkapan tersebut memicu kekhawatiran di kalangan mahasiswa internasional dan aktivis hak asasi manusia.

Baca Juga:

Menurut laporan CBS News dan Minnesota Star Tribune, Aditya ditangkap oleh agen ICE berpakaian sipil saat sedang bekerja di Marshall, Minnesota.

Ia kemudian ditahan di Penjara Kandiyohi dan hingga kini masih terpisah dari istri dan anaknya yang baru berusia delapan bulan.

Aditya pertama kali datang ke AS sepuluh tahun lalu dengan visa mahasiswa F-1 dan baru saja menyelesaikan studi S2 di Southwest Minnesota State University (SMSU) pada 2023.

Setelah lulus, ia bekerja sebagai manajer rantai pasokan melalui program Pelatihan Praktik Opsional (OPT) yang diberikan kepada mahasiswa internasional.

Pencabutan visa Aditya disebut-sebut berkaitan dengan pelanggaran ringan pada tahun 2022.

Namun, pengacaranya, Sarah Gad, menyatakan bahwa hal tersebut hanyalah dalih.

Ia menduga bahwa pandangan politik Aditya dan keterlibatannya dalam demonstrasi Black Lives Matter (BLM) pada 2021 menjadi alasan sebenarnya.

"Meskipun visa mahasiswanya telah dicabut, dia masih memiliki status hukum karena sedang mengajukan green card melalui istrinya, Peyton Harsono, yang merupakan warga negara AS," ujar Gad.

Peyton juga mengungkapkan bahwa suaminya selalu menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dihormati selama studi, bahkan dipercaya menjadi manajer rak makanan di kampus.

Ia meyakini bahwa penahanan Aditya adalah bentuk ketidakadilan dan upaya pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat.

Sebuah sidang pada 10 April lalu sempat memutuskan bahwa Aditya dapat dibebaskan dengan jaminan, namun keputusan itu dibatalkan setelah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengajukan banding.

"Ini telah menghancurkan hidup kami. Anak kami masih bayi dan sangat membutuhkan ayahnya," kata Peyton sambil menangis.

Sampai saat ini, Kedutaan Besar AS di Jakarta belum memberikan tanggapan resmi.

Departemen Luar Negeri AS juga enggan berkomentar dengan alasan privasi.

Kasus Aditya menyoroti kekhawatiran terhadap perlakuan terhadap mahasiswa internasional di AS serta potensi penyalahgunaan kebijakan imigrasi untuk menindak aktivisme politik.*

(km/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Presiden Prabowo Tiba di Kairo, Mesir: Disambut Hangat Mahasiswa Indonesia
komentar
beritaTerbaru