bitvonline.com-Vatikan bersiap menggelar konklaf pada Rabu (7/5/2025) untuk memilih Paus baru pasca wafatnya Paus Fransiskus. Salah satu tradisi yang paling dinantikan adalah saat Paus terpilih mengumumkan nama barunya. Namun, apa alasan mendalam di balik penggantian nama ini?
Tradisi penggantian nama oleh Paus terpilih bukan sekadar formalitas. Ini adalah momen spiritual yang mencerminkan visi, semangat, dan arah kepemimpinan Gereja Katolik untuk masa mendatang.
Dalam konklaf, setelah pemilihan berlangsung, dewan kardinal akan menanyakan dua hal kepada kandidat terpilih: apakah ia bersedia menjadi Paus, dan nama apa yang akan ia gunakan selama masa kepausannya. Pemilihan nama ini bersifat simbolik dan strategis, menandai dimulainya babak baru dalam sejarah kepemimpinan Gereja.
Penggantian nama Paus terinspirasi dari kisah dalam Kitab Suci, seperti perubahan nama Simon menjadi Petrus, dan Saul menjadi Paulus. Ini adalah lambang bahwa Paus terpilih meninggalkan identitas pribadinya demi menjalankan misi Ilahi sebagai pemimpin umat Katolik.
Nama yang dipilih seringkali merujuk pada Santo atau Paus terdahulu yang menginspirasi. Misalnya, Jorge Mario Bergoglio memilih nama Fransiskus sebagai bentuk penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi, lambang kesederhanaan dan solidaritas terhadap kaum miskin.
3. Pelestarian Tradisi Gereja
Sejak abad ke-6, penggantian nama menjadi tradisi tidak tertulis namun sangat dihormati. Hanya Paus Marcellinus yang diketahui tidak mengganti namanya. Hingga kini, tradisi ini menjadi simbol penghormatan atas tanggung jawab besar yang diemban.
4. Hindari Kontroversi dan Kesalahpahaman
Tak semua nama layak dipakai. Misalnya, tidak pernah ada Paus yang memakai nama Petrus II karena dianggap berlebihan dan bisa menyaingi Rasul Petrus yang dianggap Paus pertama. Hal ini menunjukkan pemilihan nama Paus sangat penuh pertimbangan teologis dan historis.
Meski tak diatur dalam hukum kanonik, pemilihan nama baru telah menjadi salah satu tradisi sakral Gereja Katolik yang membawa makna mendalam bagi umat di seluruh dunia.*