TEHERAN– Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan udara ke jantung ibu kota Teheran.
Serangan ini secara dramatis menghantam gedung yang menjadi markas televisi pemerintah Iran, Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB), saat sedang menyiarkan program langsung.
Ledakan terjadi sekitar pukul 10.15 waktu setempat di studio Islamic Republic of Iran News Network (IRINN), menyebabkan siaran langsung terputus dan digantikan dengan program rekaman.
Reporter yang berada di lokasi menggambarkan studio diselimuti debu tebal akibat "serangan agresif terhadap tanah air".
Pihak militer Israel mengonfirmasi serangan tersebut, menyebut bahwa gedung TV tersebut merupakan salah satu pusat komunikasi yang diduga digunakan untuk mendukung operasi militer Garda Revolusi Iran.
Dalam pernyataannya, IDF menegaskan bahwa gedung tersebut adalah fasilitas militer terselubung yang menyamar sebagai institusi sipil.
Serangan ini menandai eskalasi signifikan di hari keempat konflik terbuka antara kedua negara.
Militer Israel mengklaim telah meruntuhkan sistem pertahanan udara Iran di wilayah barat negara itu hingga Teheran, memungkinkan jet-jet tempur mereka beroperasi di wilayah udara Iran tanpa gangguan berarti.
Menurut IDF, warga sipil di Teheran telah diberikan peringatan evakuasi sebelum serangan dilancarkan.
Langkah ini, menurut pihak Israel, merupakan bentuk pembeda antara cara mereka memperlakukan warga sipil dan kebijakan militer Iran terhadap populasi Israel yang kerap tak mendapat peringatan dini.
Pemimpin redaksi Foreign Desk, Lisa Daftari, menyebut serangan terhadap kantor media pemerintah Iran saat siaran langsung sebagai manuver strategis yang sarat pesan politik.
"Ini bukan sekadar serangan militer biasa. Israel ingin mengirimkan pesan langsung kepada rakyat Iran dan menunjukkan bahwa mereka mampu mengguncang pusat kekuasaan rezim," ujarnya.
Menurut Daftari, langkah ini juga menjadi cara Israel memisahkan antara rakyat dan pemerintah Iran, serta mendorong kesadaran publik terhadap risiko konflik lebih luas.
Hingga saat ini, konflik bersenjata antara Iran dan Israel telah menelan banyak korban di kedua belah pihak, dengan serangan saling balas yang makin mengarah ke pusat kekuasaan masing-masing negara.
Analis menyebut eskalasi ini berpotensi memperluas medan tempur, sekaligus mendorong keterlibatan aktor-aktor global lainnya, termasuk Amerika Serikat yang telah menyatakan perhatian khusus terhadap situasi tersebut.*