Presiden Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam kunjungan kenegaraan di Istana Konstantine Novsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). (foto:antr)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
ST. PETERSBURG, RUSIA – Presiden Rusia Vladimir Putin menerima Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam sebuah pertemuan bilateral di Istana Konstantin, St. Petersburg, Kamis (19/6/2025).
Kunjungan resmi ini menjadi momen penting dalam mempererat hubungan strategis kedua negara, khususnya dalam bidang militer, energi, pertanian, dan penjelajahan luar angkasa.
"Kami banyak mengembangkan kerja sama, termasuk pertanian, penjelajahan luar angkasa, dan energi. Kerja sama di bidang militer dan teknis juga menjadi fokus utama. Ada banyak peluang dan kami punya kapasitas untuk terus berkembang," kata Presiden Putin dalam sambutannya.
Putin juga mengenang pertemuan sebelumnya dengan Prabowo pada Juli 2024, saat Prabowo masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan namun telah terpilih sebagai Presiden RI.
Pertemuan tersebut disebut telah membuka jalan menuju hubungan bilateral yang lebih erat.
Putin menyampaikan rasa senangnya karena Prabowo akan menjadi tamu kehormatan dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, yang akan berlangsung esok harinya.
"Besok Bapak Presiden akan ikut serta dalam sesi pleno Forum Internasional di St. Petersburg sebagai tamu utama. Ini forum yang sangat prestisius, tiap tahun dihadiri oleh pengusaha dan politisi dari berbagai negara," ujar Putin.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Putin juga menyinggung soal keanggotaan tetap Indonesia di BRICS, organisasi ekonomi global beranggotakan negara-negara besar seperti Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Ia menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat memberikan kontribusi besar di forum tersebut.
"Harapan saya, Indonesia akan memberikan sumbangan besar dalam kegiatan organisasi ini. Kami sangat senang bertemu Bapak di sini. Selamat datang," tutup Putin.
Pertemuan bilateral ini menjadi sinyal kuat arah politik luar negeri Indonesia yang tetap menjunjung tinggi kemitraan strategis non-blok, serta membuka peluang kerja sama konkret lintas sektor dengan kekuatan global seperti Rusia.*