BREAKING NEWS
Sabtu, 28 Juni 2025

Ribuan Warga Thailand Desak PM Paetongtarn Mundur Usai Bocornya Panggilan dengan Hun Sen

Justin Nova - Sabtu, 28 Juni 2025 15:29 WIB
20 view
Ribuan Warga Thailand Desak PM Paetongtarn Mundur Usai Bocornya Panggilan dengan Hun Sen
Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BANGKOK -Ribuan pengunjuk rasa kembali memadati jalan-jalan utama di ibu kota Thailand, Bangkok, pada Sabtu (28/6/2025), menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra.

Aksi ini dipicu oleh bocornya percakapan telepon pribadi antara Paetongtarn dan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen, yang menimbulkan kegaduhan politik dalam negeri.

Sekitar 4.000 demonstran yang sebagian besar terdiri dari warga lansia dan aktivis senior dari gerakan "Yellow Shirt" berkumpul di sekitar Monumen Kemenangan.

Mereka melambaikan bendera nasional sambil meneriakkan yel-yel agar PM Paetongtarn segera mundur dari jabatannya.

"Saya di sini untuk melindungi kedaulatan Thailand dan mengatakan bahwa PM tidak layak," kata Seri Sawangmue, seorang demonstran berusia 70 tahun yang datang dari utara Thailand, dikutip dari AFP. Ia mengaku terkejut dan kecewa setelah mendengar isi rekaman yang bocor.

Percakapan yang bocor itu terjadi pada 15 Juni lalu. Dalam rekaman tersebut, Paetongtarn terdengar menyebut Hun Sen dengan sapaan 'paman' dan memintanya untuk tidak memihak jenderal militer tertentu di Thailand yang disebutnya sebagai "lawan politik".

Pernyataan tersebut dinilai publik sebagai bentuk ketundukan pada negara asing dan melemahkan posisi militer Thailand. Akibatnya, Partai Bhumjaithai — mitra terbesar kedua dalam koalisi pemerintah — memutuskan keluar dari pemerintahan, menambah tekanan terhadap PM Paetongtarn.

Terkait isu ini, Paetongtarn telah menyampaikan bahwa ucapannya hanyalah bagian dari strategi negosiasi diplomatik. Ia menegaskan tidak ada masalah dengan militer dan menyebut tuduhan terhadapnya tidak berdasar.

Namun demikian, gelombang desakan untuk mundur kian menguat. Mahkamah Konstitusi Thailand dijadwalkan pada Selasa mendatang (1/7/2025) untuk memutuskan apakah akan menerima petisi senator yang meminta pencopotan Paetongtarn atas dasar ketidakprofesionalan dalam menjalankan tugas sebagai perdana menteri.

Situasi ini menjadi ujian serius bagi stabilitas politik Thailand yang tengah berusaha membangun kembali kepercayaan publik pasca transisi pemerintahan dari generasi Shinawatra.*

(d/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru