BREAKING NEWS
Senin, 08 September 2025

Trump Pertimbangkan Sanksi Baru untuk Rusia usai Serangan Drone Terbesar ke Ukraina

Justin Nova - Sabtu, 05 Juli 2025 15:52 WIB
Trump Pertimbangkan Sanksi Baru untuk Rusia usai Serangan Drone Terbesar ke Ukraina
Pertemuan Trump dan Putin di KTT APEC (foto: reuters)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

WASHINGTON DC- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan kemungkinan pemberlakuan kembali sanksi terhadap Rusia setelah negara itu meluncurkan serangan drone dan rudal terbesar sejak invasi ke Ukraina dimulai.

Pernyataan ini disampaikan Trump tak lama setelah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Dia ingin bertindak sejauh itu, terus membunuh orang, itu tidak baik," ujar Trump kepada AFP, Sabtu (5/7/2025).

Baca Juga:

Trump menyebut dirinya tidak senang dengan isi percakapan tersebut, dan menegaskan telah menyinggung soal sanksi baru dalam pembicaraan mereka.

"Dia [Putin] paham sanksi mungkin akan terjadi," tambah Trump.

Baca Juga:

Menurut Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan 539 drone dan 11 rudal dalam satu malam, menyerang berbagai wilayah termasuk Kharkiv. Serangan ini melukai setidaknya 3 warga sipil, dan menyebabkan kebakaran di area pemukiman.

Warga Ukraina menggambarkan malam tersebut sebagai malam terburuk sejak perang dimulai.

"Apakah akan ada serangan berikutnya? Dalam hitungan detik, Anda hanya menahan nafas dan menunggu apa yang akan terjadi berikutnya," kata Yuliia Golovnina, warga Kyiv, yang biasa berlindung di stasiun metro.

Di tengah eskalasi serangan, Trump juga mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Keduanya menyepakati kerja sama lebih lanjut dalam penguatan pertahanan udara Ukraina.

"Kami sepakat untuk bekerja bersama meningkatkan perlindungan wilayah udara kami," ujar Zelensky melalui media sosial.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut Rusia tetap menginginkan penyelesaian lewat cara politik dan diplomatik. Namun, Peskov menegaskan operasi militer khusus akan terus berlanjut selama jalur damai belum memungkinkan.

"Selama hal itu tidak memungkinkan, kami akan melanjutkan operasi khusus," kata Peskov.*

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Ratusan Warga Korea Selatan Ditangkap di Pabrik Hyundai AS, Presiden Lee Jae Myung Perintahkan Tindakan Darurat
Prabowo Hadiri Parade Militer China, Berdiri Sejajar dengan Tokoh Dunia
Pengadilan AS Nyatakan Tarif Trump Ilegal, Tapi Masih Berlaku Sementara
Rupiah Melemah ke Rp16.327 per Dolar AS, Jadi Mata Uang Terlemah di Asia Hari Ini
Trump Ingin AS Miliki Lahan Pangkalan Militer di Korsel, Sentil Kasus Politik Yoon Suk-yeol
Rupiah Dibuka Melemah, Pasar Waspadai Sentimen Tarif AS-Tiongkok dan Pertemuan Trump–Putin
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru