JAKARTA – Puluhan ribu warga Malaysia turun ke jalan di pusat kota Kuala Lumpur, Sabtu (26/7/2025), menuntut Perdana Menteri Anwar Ibrahim mundur dari jabatannya.
Aksi tersebut dipimpin oleh koalisi partai-partai oposisi dan turut diikuti oleh tokoh senior seperti mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Menanggapi hal tersebut, PM Anwar Ibrahim menegaskan bahwa pemerintahannya menghormati kebebasan berekspresi dan hak untuk menyampaikan aspirasi di muka umum.
"Itu kelompok partai Islam. Ini kali pertama demo tidak diganggu oleh polisi," ujar Anwar saat berbincang dengan media Indonesia di Hotel Hyatt, Jakarta, Selasa (29/7), usai melakukan konsultasi tahunan dengan Presiden Prabowo Subianto.
Ia memastikan, aparat keamanan telah mengawal jalannya demonstrasi dengan tertib, tanpa tindakan represif.
"Mereka pulang dengan aman dan selamat. Ini menunjukkan bahwa kita berkomitmen pada prinsip demokrasi," tambahnya, membandingkan dengan situasi pada pemerintahan Malaysia sebelumnya.
Unjuk rasa yang diinisiasi oleh kelompok oposisi itu selain menuntut pengunduran diri Anwar, juga menyuarakan protes terhadap lonjakan biaya hidup.
Para demonstran membawa spanduk dan poster yang menggambarkan keresahan rakyat atas situasi ekonomi saat ini.
Menanggapi hal tersebut, Anwar mengatakan bahwa pemerintah telah menggelontorkan sejumlah subsidi strategis untuk membantu masyarakat, termasuk subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Harga BBM RON 95 di Malaysia sudah kita turunkan menjadi sekitar RM 2.05 atau setara Rp 7.672 per liter, salah satu yang termurah di kawasan. Lebih murah dari negara lain," jelasnya.
Untuk perbandingan, harga BBM RON 95 di Indonesia berada di kisaran Rp 13.500 per liter.
Saat ditanya mengenai tuntutan massa agar ia mundur dari kursi perdana menteri, Anwar Ibrahim menjawab dengan nada santai dan humoris.