BREAKING NEWS
Senin, 03 November 2025

Kerusuhan Nepal Memanas: Menteri Keuangan Dipukuli dan Dibuang ke Sungai, PM Mengundurkan Diri

Adelia Syafitri - Rabu, 10 September 2025 14:09 WIB
Kerusuhan Nepal Memanas: Menteri Keuangan Dipukuli dan Dibuang ke Sungai, PM Mengundurkan Diri
Video yang beredar luas, terlihat Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel dikejar, ditendang, dan dipukuli sebelum akhirnya dibuang ke sungai. (foto: mightywarr/ig)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

KHATMANDU– Gelombang protes besar-besaran yang mengguncang ibu kota Nepal dalam beberapa hari terakhir telah berubah menjadi kerusuhan paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir.

Massa yang marah menyerang sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel, yang dianiaya dan dibuang ke sungai oleh demonstran, Rabu (10/9/2025).

Kerusuhan ini pecah setelah pemerintahan Perdana Menteri K.P. Sharma Oli menerapkan pemblokiran total terhadap media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X (Twitter), sebagai upaya untuk meredam suara kritis dari generasi muda Nepal.

Aksi demonstrasi yang semula berlangsung damai berubah menjadi kekacauan. Pada Selasa (9/9/2025), Perdana Menteri K.P. Sharma Oli secara resmi mengundurkan diri di tengah tekanan publik yang semakin meluas.

Kediaman resmi perdana menteri dan wakil presiden turut menjadi sasaran kemarahan massa dan dibakar habis, meskipun keduanya berhasil dievakuasi ke lokasi aman.

Visual dari Kathmandu memperlihatkan asap tebal mengepul dari gedung parlemen, yang juga dibakar oleh demonstran.

Dalam tayangan video yang beredar luas, terlihat Menteri Keuangan Paudel dikejar, ditendang, dan dipukuli sebelum akhirnya dibuang ke sungai.

Ia terlihat terbaring lemas dan tak berdaya di tepi bantaran sungai, tanpa pengawalan.

Hingga saat ini, otoritas setempat melaporkan sedikitnya 19 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka akibat bentrokan antara aparat dan massa.

Kerusuhan ini dipimpin oleh generasi muda berusia 18 hingga 25 tahun, yang memprotes keras otoritarianisme pemerintah dan kondisi ekonomi yang memburuk.

"Ini bukan sekadar unjuk rasa. Ini adalah ekspresi kemarahan kolektif atas sensor, pengangguran, dan krisis kepercayaan terhadap pemimpin negeri ini," ujar salah satu demonstran kepada media lokal.

Dalam upaya mengembalikan ketertiban, Tentara Nepal dikerahkan ke sejumlah titik strategis di Kathmandu dan wilayah sekitarnya.

Sebanyak 26 orang ditangkap, terdiri dari 5 tersangka yang menjarah bank di New Baneshwor dan 21 lainnya yang terlibat dalam aksi pembakaran dan pencurian di kawasan Bouddha, Kathmandu, dan Bhaktapur.

"Kelompok-kelompok radikal telah membajak demonstrasi damai untuk melakukan vandalisme dan penjarahan," tulis pernyataan resmi dari militer Nepal.

Pihak militer juga menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang, tidak menyebarkan informasi menyesatkan, dan mendukung upaya stabilisasi nasional.

Mereka menekankan pentingnya informasi yang terverifikasi serta kerja sama antara warga dan aparat.

Nepal, negara Himalaya yang telah mengalami transisi politik sejak penghapusan monarki pada 2008, terus diguncang ketidakstabilan politik dan masalah ekonomi.

Pemblokiran media sosial dinilai menjadi pemicu ledakan sosial yang sudah lama terpendam.

Pemerintah sementara kini tengah berupaya menyusun kabinet darurat dan membuka dialog dengan kelompok sipil serta mahasiswa untuk meredam eskalasi konflik.

Namun, suasana di ibu kota tetap mencekam dan sebagian wilayah masih berada dalam pengawasan militer.*

(bs/a008)

Editor
: Raman Krisna
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru