BITVONLINE.COM - Keberadaan cicak di rumah kerap dianggap sepele, bahkan sering disebut sebagai "pengendali alami" serangga pengganggu.
Namun, hasil kajian laboratorium terbaru mengungkap sisi lain dari reptil kecil ini: cicak berpotensi menjadi sumber penularan penyakit serius, salah satunya infeksi bakteri Salmonella.
Tim peneliti dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, dalam riset tahun 2020, menguji 30 sampel kotoran cicak rumah (Hemidactylus frenatus) yang dikumpulkan dari lingkungan pemukiman padat di Surabaya.
Hasilnya cukup mencengangkan: 19 dari 30 sampel (63,3%) mengandung Salmonella enterica, bakteri penyebab utama gangguan saluran pencernaan pada manusia.
"Ini membuktikan bahwa cicak yang berkeliaran bebas di dapur atau ruang makan bukan hanya masalah estetika, tetapi juga ancaman kesehatan," kata Dr. Rina Wulandari, peneliti utama studi tersebut, kepada redaksi dalam wawancara daring.
Bakteri Salmonella dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran cicak.
Gejala infeksi mencakup diare akut, demam, mual, muntah, dan kram perut.
Menurut data WHO (2022), infeksi Salmonella menyumbang lebih dari 150 juta kasus gastroenteritis di seluruh dunia setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 155.000 kasus.
Lebih lanjut, riset dari Department of Zoology, University of Colombo (Sri Lanka, 2015), juga mencatat bahwa cicak bisa menjadi pembawa bakteri lain seperti Campylobacter dan Escherichia coli, serta parasit usus yang berisiko menginfeksi anak-anak.
Potensi Penularan di Lingkungan Rumah Tangga
Cicak biasanya bergerak aktif di malam hari, menyusuri dinding, langit-langit, bahkan rak makanan.
Dalam pengamatan lapangan yang dilakukan tim redaksi bersama tenaga kesehatan lingkungan di kawasan Jakarta Timur, ditemukan beberapa titik risiko kontaminasi: permukaan meja dapur, dinding dekat kompor, dan langit-langit tempat makanan kerap diletakkan terbuka.
"Cicak bisa buang kotoran di piring bersih, alat masak, atau wadah makanan tanpa disadari. Risiko ini makin besar di rumah yang ventilasinya terbuka dan tidak dilindungi kawat nyamuk," ujar M. Rijal Fauzi, sanitarian dari Puskesmas Ciracas.
Upaya Pencegahan
Pakar kesehatan merekomendasikan langkah sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko infeksi akibat keberadaan cicak di rumah, antara lain:
• Tutup makanan rapat-rapat dan hindari menyimpan makanan terbuka.
• Bersihkan permukaan dapur dan peralatan makan setiap hari dengan desinfektan ringan.
• Gunakan kawat kasa pada jendela dan ventilasi untuk mencegah cicak masuk.
• Bersihkan kotoran cicak menggunakan sarung tangan dan cairan antiseptik.
Meski belum ada data nasional khusus tentang kasus infeksi yang dikaitkan langsung dengan cicak, para ahli menyepakati pentingnya edukasi masyarakat akan potensi risiko ini.
"Cicak bukan musuh, tapi kita harus cerdas mengelola lingkungan agar tetap aman dan sehat," tutup Dr. Rina.*