BREAKING NEWS
Minggu, 27 Juli 2025

91 Ribu Anak Sumut Tak Pernah Divaksin, Pemprov Siapkan Intervensi Langsung

Abyadi Siregar - Jumat, 25 Juli 2025 22:27 WIB
81 view
91 Ribu Anak Sumut Tak Pernah Divaksin, Pemprov Siapkan Intervensi Langsung
Rapat Percepatan Penurunan Jumlah Anak Zero-Dose, yang dipimpin oleh Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu bersama Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Togap Simangunsong, di Kantor Gubernur Sumut, Jumat (25/7/2025). (foto: Diskominfo Prov. Sumut)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN — Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) mengambil langkah cepat untuk menekan angka anak zero-dose, yaitu anak-anak yang belum pernah menerima imunisasi dasar sama sekali.

Hingga Juli 2025, Dinas Kesehatan mencatat jumlah anak zero-dose di Sumut diperkirakan mencapai 96.806 jiwa, meningkat dari tahun 2024 yang sebanyak 91.636 anak atau sekitar 24% dari total 289.000 anak di provinsi ini.

Angka ini menjadi perhatian serius Pemprov Sumut karena anak-anak yang tidak divaksin sangat rentan terhadap penyakit menular yang seharusnya dapat dicegah, seperti polio, campak, difteri, tetanus, dan hepatitis.

Baca Juga:

Hal ini disampaikan dalam Rapat Percepatan Penurunan Jumlah Anak Zero-Dose, yang dipimpin oleh Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu bersama Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Togap Simangunsong, di Kantor Gubernur Sumut, Jumat (25/7/2025).

Ketua TP PKK Sumut, Kahiyang Ayu, menyatakan pihaknya akan melakukan intervensi langsung ke keluarga yang memiliki anak zero-dose.

Baca Juga:

Selain memaksimalkan peran Puskesmas dan Posyandu, PKK juga akan mengaktifkan Dasawisma, yaitu kelompok terkecil dalam struktur PKK yang memiliki kedekatan langsung dengan masyarakat di tingkat rumah tangga.

"Di PKK itu kita punya Dasawisma, kelompok terkecil yang bisa menjangkau hingga ke keluarga. Kita akan memaksimalkannya untuk mengatasi zero-dose," ujar Kahiyang.

Selain itu, ia menambahkan bahwa pihaknya akan menggandeng berbagai pihak, termasuk komunitas, NGO, dan organisasi pemerhati anak, terutama untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil.

"Kita perlu mengidentifikasi terlebih dahulu anak-anak zero-dose. Ini memerlukan sumber daya besar, karena itu kita berkolaborasi," lanjutnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Muhammad Faisal Hasrimy menyampaikan bahwa peningkatan angka zero-dose menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan kesehatan masyarakat.

Bahkan, penyakit yang sudah lama dikendalikan, seperti polio dan difteri, berpotensi kembali merebak.

"Kita sudah mendapat sertifikat bebas polio pada 2014, namun di 2024 muncul kembali kasus polio. Ini mengkhawatirkan karena bisa mengancam anak-anak lain," ujarnya.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru