BREAKING NEWS
Senin, 20 Oktober 2025

Kemenkes RI Serahkan Sertifikat Eliminasi Kusta, Filariasis, dan Frambusia kepada Kabupaten Tapanuli Selatan

Mora Siregar - Rabu, 20 Agustus 2025 21:29 WIB
Kemenkes RI Serahkan Sertifikat Eliminasi Kusta, Filariasis, dan Frambusia kepada Kabupaten Tapanuli Selatan
Bupati Tapsel, H. Gus Irawan Pasaribu menerima sertifikat eliminasi penyakit kusta, filariasis limfatik, dan frambusia oleh Kemenkes RI di ruang Siwabessy, Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025). (foto: Prokopim Tapsel)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara resmi menyerahkan sertifikat eliminasi penyakit kusta, filariasis limfatik, dan frambusia kepada sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Tapanuli Selatan/Tapsel, Sumatera Utara.

Penyerahan sertifikat berlangsung di ruang Siwabessy, Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D., menyerahkan langsung sertifikat tersebut kepada Bupati Tapsel, H. Gus Irawan Pasaribu, yang didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tapsel, dr. Emilda Arasanti, M.K.M.

Bupati Gus Irawan menyampaikan apresiasi atas pencapaian penting ini.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan tersebut merupakan buah kerja keras dan komitmen seluruh elemen masyarakat selama bertahun-tahun.

"Ini bukan hasil kerja singkat, melainkan perjalanan panjang yang melibatkan tenaga kesehatan, aparat desa, tokoh masyarakat, dan seluruh warga Tapsel yang berpartisipasi aktif dalam program pencegahan. Sertifikat ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Tapanuli Selatan," ujarnya.

Gus Irawan juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap filariasis limfatik, atau yang dikenal sebagai penyakit kaki gajah.

Penyakit ini disebabkan oleh cacing nematoda seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang menyerang sistem limfatik dan dapat mengakibatkan pembesaran ekstrem pada anggota tubuh.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tapsel, dr. Emilda Arasanti, menjelaskan bahwa keberhasilan eliminasi filariasis di daerahnya merupakan hasil dari upaya panjang sejak kasus pertama ditemukan pada tahun 2008.

Program Pemberian Obat Pencegahan Massal atau POPM filariasis telah dilaksanakan selama lima tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2008–2012, dengan pengobatan tambahan pada 2015–2016.

"Program ini didukung dengan surveilans epidemiologi berlapis serta pelaksanaan morbidity management and disability prevention/MMDP untuk kasus yang sudah ada. Hasil survei dari WHO pada 2014, 2018, dan 2022 menunjukkan nihil kasus, yang berarti rantai penularan filariasis berhasil diputus," jelas Emilda.

Keberhasilan Tapanuli Selatan menjadikan kabupaten ini satu dari tujuh daerah di Indonesia yang dinyatakan bebas dari status endemis filariasis.

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru